Psikologi moral adalah bidang studi yang berkaitan dengan implikasi psikologi dan etika. Bidang ini dipelajari dalam psikologi dan filsafat, meskipun masing-masing pendekatan subjek dengan metode yang berbeda dan dari perspektif yang berbeda. Psikologi berfokus pada cara-cara di mana keyakinan moral telah berkembang. Dalam filsafat, psikologi moral biasanya mengacu pada pandangan tentang penalaran moral.
Psikologi mempelajari bagaimana penalaran moral terbentuk dan apa yang membuat hal-hal secara moral benar atau salah. Lawrence Kohlberg, seorang psikolog Amerika, berteori bahwa perkembangan penalaran moral seseorang terjadi dalam beberapa tahap. Dia terlibat dalam studi yang berusaha untuk menentukan bagaimana individu yang berbeda akan menanggapi dilema moral. Selama tahun 1970-an, baik psikolog maupun filsuf mengkritik teori Kohlberg. Namun, yang lain memuji dia karena memperkenalkan bidang psikologi baru.
Kohlberg berteori bahwa penalaran moral pra-konvensional, yang mengontrol keputusan moral, berkembang selama masa kanak-kanak. Keputusan ini terutama didasarkan pada menghindari hukuman dan mencapai kesenangan. Pilihan yang dibuat dalam tahap ini akan dipengaruhi oleh peristiwa fisik yang menyebabkan kesenangan atau rasa sakit.
Tahap penalaran berikutnya, penalaran moral konvensional, dicapai selama masa remaja. Keputusan pada usia ini difokuskan pada persetujuan dari orang tua atau figur otoritas. Di masa dewasa, tahap ketiga penalaran moral, penalaran moral pasca-konvensional, tercapai. Pada tingkat ini, seorang individu mungkin dapat membuat keputusan berdasarkan standar yang telah dia evaluasi terlepas dari pandangan masyarakat.
Dalam filsafat, psikologi moral cenderung mengacu pada pertanyaan tentang moralitas. Ini mungkin menyentuh sifat kehidupan yang “baik”, atau bagaimana seseorang bisa mencapainya. Diskusi tentang mata pelajaran yang berkaitan dengan psikologi moral telah terjadi dalam sastra sejak Republik Plato. Filsafat mungkin mempertanyakan apa yang mengilhami atau memotivasi seseorang untuk bertindak, memperdebatkan apakah individu benar-benar dapat terlibat dalam tindakan tanpa pamrih, atau lebih tepatnya bertindak berdasarkan kepentingan diri sendiri. Filsuf seperti Jeremy Bentham, JS Mill, dan Friedrich Nietzsche telah menyarankan bahwa egoisme mendominasi.
Filsafat klasik, yang mencakup karya-karya Plato dan Aristoteles, berpusat pada ide-ide psikologi moral. Itu tetap menjadi pusat kegiatan filosofis sampai abad pertengahan. Teori-teori ini memiliki peran yang lebih kecil dalam ide-ide etika modern. Di dunia modern, psikologi moral dapat digunakan untuk mengevaluasi sejumlah masalah, termasuk kebijakan lembaga pendidikan dalam mempromosikan perilaku baik atau mencegah perilaku buruk. Dalam filsafat, psikologi moral dapat berguna dalam mengkaji teori-teori etika.