Cakra ajna adalah cakra keenam dari tujuh cakra di dalam tubuh menurut kepercayaan Hindu dan Buddha. Cakra diyakini terletak di sepanjang tulang belakang dari tulang ekor hingga ke atas kepala pada tubuh spiritual; tubuh ini ada di dalam tubuh fisik. Cakra ajna, juga disebut sebagai mata ketiga, direpresentasikan sebagai mata di tengah dahi. Melalui meditasi, cakra ajna dapat dibangkitkan dan dikembangkan menjadi sarana untuk melihat masa depan dan alam spiritual yang lebih tinggi. Hal ini juga berperan dalam penyembuhan spiritual dan medium, membawa getaran spiritual sejalan dengan alam semesta.
Chakra dapat digambarkan sebagai titik energi yang menyelaraskan kekuatan kehidupan spiritual, emosional dan fisik kita. Ajna adalah yang keenam dari tujuh titik Cakra yang terletak di sepanjang tulang belakang. Chakra berarti “roda” atau “roda pemintal” dalam bahasa Sansekerta, dan chakra dikatakan sebagai titik energi dengan warna berbeda yang berputar seperti roda.
Awalnya ditemukan dalam teks-teks Hindu kuno, chakra adalah bagian dari kepercayaan Hindu dan Buddha bahwa alam semesta terdiri dari kesadaran murni. Cakra ajna terletak di antara alis pada wajah seseorang. Dipercayai bahwa mata fisik manusia adalah untuk melihat masa lalu dan sekarang, dan chakra ini untuk melihat masa depan. Cakra ajna muncul sebagai mata di dahi dan mewakili indra keenam kita.
Indigo dikaitkan dengan mata ketiga. Setiap Chakra memiliki warna yang berbeda, misalnya chakra ketujuh di mahkota kepala dikaitkan dengan warna ungu. Cakra ajna juga terkait dengan kesejahteraan organ-organ seperti mata, telinga, sistem saraf dan kelenjar pituitari.
Meditasi dilakukan untuk meningkatkan kemampuan chakra ajna. Melalui meditasi, ketujuh cakra diselaraskan dan kemampuan mata ketiga dibiarkan berkembang. Latihan pernapasan dan meditasi teratur diperlukan untuk mengembangkan kemampuan melihat ke alam kehidupan yang lebih tinggi, dan mengembangkan kewaskitaan dan kemampuan menengah lainnya.
Seperti Chakra lainnya, chakra ajna tidak hadir secara fisik pada tubuh tetapi diyakini hadir pada tubuh spiritual yang berada di dalam tubuh fisik. Itu dipandang sebagai titik fokus untuk penyembuhan dan hubungan spiritual. Membangkitkan mata ketiga melalui meditasi, doa, dan ketekunan diyakini memungkinkan kita untuk melihat sekilas ke alam semesta spiritual dan menjadi lebih selaras dengan getarannya.