St John’s Dance adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tarian hingar bingar dan tidak terkendali yang dipamerkan selama serangkaian “wabah menari” yang melanda Eropa pada Abad Pertengahan setelah Wabah Hitam. Insiden-insiden ini didokumentasikan dengan baik oleh orang-orang sezaman karena melibatkan ratusan orang, kadang-kadang berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu, dan terjadi di banyak komunitas Eropa. Ada banyak spekulasi tentang asal-usul wabah menari dan sejumlah teori telah diajukan untuk menjelaskannya.
Insiden penting terjadi pada tahun 1374 dan 1518. Selama episode St John’s Dance, sekelompok individu akan menari dengan cara yang tidak terkendali dan terkadang penuh kekerasan. Penulis sejarah kontemporer mencatat bahwa penari akan terus menari bahkan jika mereka lelah atau terluka dan dalam kasus penting di tahun 1200-an, menari dilaporkan telah menyebabkan runtuhnya jembatan. Gereja percaya bahwa para penari kerasukan setan dan sebagai bukti disajikan ocehan dan ocehan para penari, banyak dari mereka menjadi takut dengan warna merah dan menjerit tentang setan ketika mereka berada dalam cengkeraman mania menari.
Penari jelas mengalami rasa sakit dan kelelahan, menangis dan memohon belas kasihan, tetapi tidak dapat berhenti. Akhirnya, wabah menari mereda dan tidak ada lagi kasus St John’s Dance yang dilaporkan.
Nama “St John’s Dance” adalah referensi ke salah satu santo pelindung gangguan gerakan. Beberapa kronik mencatatnya sebagai “Tarian St Vitus”, sebuah istilah yang sekarang digunakan untuk menyebut chorea, gangguan gerakan yang disebabkan oleh kerusakan pada otak kecil. Dalam kasus St John’s Dance, bukti tidak menunjukkan bahwa orang mengalami kerusakan otak. Sebaliknya, itu diyakini sebagai contoh fenomena psikologis massal.
Patut dicatat bahwa sebagian besar kasus terjadi di komunitas yang terkena dampak parah wabah tersebut. Orang-orang mengalami stres yang cukup besar dalam komunitas yang hancur oleh wabah dan banyak orang di Abad Pertengahan rentan terhadap saran tentang dikutuk oleh Tuhan karena dosa-dosa mereka. Para peneliti telah menyarankan bahwa wabah menari adalah hasil dari kombinasi stres dan kepercayaan bahwa masyarakat dapat dikutuk dengan tarian yang tidak terkendali. Sebagai bukti, mereka menunjukkan bahwa tulah menari hanya terjadi di komunitas di mana orang memiliki kontak dengan mitos bahwa Tarian St John adalah bentuk pembalasan ilahi, dan tulah menari berhenti terjadi karena pemikiran tentang pembalasan Tuhan berubah.
Peneliti lain telah berteori bahwa epidemi menari mungkin hasil dari keracunan makanan, seperti paparan ergot, jamur yang dapat menjajah biji-bijian. Apapun penyebabnya, tulah menari adalah fenomena yang sangat nyata di Abad Pertengahan dan catatan kontemporer memberikan banyak informasi tentang bagaimana orang berpikir tentang obat-obatan, Gereja, dan komunitas mereka.