Apa Hubungan Antara Eksim dan Stres?

Eksim dan stres sering dikaitkan. Stres secara luas diakui sebagai pemicu umum serangan eksim, suatu bentuk dermatitis inflamasi yang diturunkan. Stres bukan satu-satunya pemicu eksim. Pemicu eksim lainnya dapat mencakup iritasi atau alergen di lingkungan, serta kelembaban atau perubahan suhu.
Kondisi kulit yang dikenal sebagai eksim biasanya menyebabkan gejala gatal, terbakar, dan peradangan kulit. Pipi, dahi, lengan bawah, kaki, leher, dan kulit kepala paling sering terkena. Kulit bisa menjadi kering dan bersisik, atau lecet dan luka terbuka bisa terbentuk. Menggaruk ruam eksim dapat memperburuk penskalaan dan pengerasan kulit, dan menyebabkan kulit menjadi lebih tebal.

Kebanyakan ahli percaya bahwa eksim adalah kondisi genetik, mungkin terkait dengan respons autoimun terhadap jaringan kulit. Pasien sering tidak mengalami gejala terus-menerus, melainkan mengalami periode bebas gejala diikuti dengan wabah eksim. Reaksi alergi terhadap berbagai zat seringkali dapat memainkan peran besar dalam wabah eksim. Sabun, deterjen, wewangian dan bahkan keringat dapat memicu wabah eksim. Wabah eksim sering dikaitkan dengan stres, dan bagi banyak orang, eksim dan stres berjalan beriringan.

Orang yang menderita eksim kemungkinan besar akan mengalami wabah selama periode stres tinggi. Stres mental dan emosional dapat memiliki implikasi fisiologis yang sangat nyata, dan terkadang serius. Stres dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dan dapat menyebabkan ketegangan otot dan memengaruhi suasana hati. Stres mental atau emosional kronis dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik dan mental, termasuk eksim.

Sementara eksim dan stres mungkin terkait, penderita eksim dapat meminimalkan gejalanya dengan mempraktikkan teknik pereda stres yang sering dan teratur. Menghabiskan waktu bersama teman dan orang yang dicintai dapat membantu mengurangi stres bagi penderita eksim, seperti halnya menikmati aktivitas dan hobi favorit. Aktivitas fisik dapat membantu meredakan ketegangan otot dan menghilangkan stres, tetapi pengejaran intelektual dapat memberikan penghilang stres yang kuat bagi mereka yang menikmatinya. Pasien yang menderita eksim dan stres sering disarankan untuk menggabungkan pengurangan stres proaktif dengan diet sehat, tidur yang tepat, asupan cairan yang cukup dan olahraga yang tepat, untuk membantu mengurangi efek fisiologis stres. Berhasil mengelola stres dapat membantu meringankan gejala eksim yang sering tidak nyaman, sekaligus mengurangi ketergantungan pada steroid dan obat lain.