Triptofan adalah asam amino esensial yang merupakan komponen normal dari setiap makanan manusia. Ini hadir di sebagian besar jenis produk hewani yang dikonsumsi manusia, serta berbagai kacang-kacangan dan biji-bijian. Secara umum, sebagian besar makanan berbasis protein mengandung triptofan. Tidak ada efek samping triptofan yang nyata ketika dicerna dalam makanan biasa, namun dapat menyebabkan masalah sehubungan dengan gangguan pencernaan tertentu dan, terutama, ketika dikonsumsi sebagai bantuan tidur atau suplemen antidepresan. Klaim historis kantuk dari makan kalkun pada hari libur, seperti Natal dan Thanksgiving di AS, tidak akurat, karena kantuk umumnya produk dari makan berlebihan.
Ketika dikonsumsi sebagai suplemen yang dijual bebas, ada beberapa efek samping triptofan yang potensial. Pertama-tama, suplemen triptofan dapat menyebabkan masalah terkait dengan kondisi medis tertentu. Seorang pasien harus selalu berkonsultasi dengan dokternya sebelum mengambil triptofan jika dia sedang mengonsumsi obat resep atau memiliki riwayat kondisi medis. Beberapa orang alergi terhadap triptofan atau mengalami kesulitan menyerapnya selama pencernaan karena kondisi lain.
Beberapa efek samping khas dari suplemen triptofan yang dikonsumsi untuk depresi atau insomnia termasuk kantuk, pusing, dan penurunan kewaspadaan secara keseluruhan. Pasien yang menunjukkan gejala ini saat menggunakan triptofan harus memastikan untuk menghindari mengemudi dan mengoperasikan mesin berat, serta situasi lain di mana kurangnya kewaspadaan dapat memiliki konsekuensi berbahaya. Efek samping triptofan tambahan mungkin termasuk mulut kering, sakit kepala, nafsu makan berkurang, dan mual. Sementara reaksi terhadap triptofan ini mungkin tidak memerlukan bantuan medis segera, seseorang harus berkonsultasi dengan profesional medis jika salah satu dari efek samping triptofan ini menjadi kejadian umum.
Selain efek samping triptofan yang relatif kecil ini, ada kondisi yang lebih serius yang mungkin disebabkan oleh overdosis. Diare dan muntah dapat terjadi akibat overdosis dan memerlukan bantuan medis. Kebingungan, agitasi, dan perilaku hiperaktif secara keseluruhan juga dapat menjadi indikasi overdosis triptofan, serta keringat berlebihan atau menggigil, demam, dan penurunan koordinasi. Gejala-gejala ini, dan gejala lain yang serupa, biasanya memerlukan perhatian medis segera.
Mayoritas suplemen berbasis triptofan dilarang dijual di Amerika Serikat pada tahun 1991 sebagai akibat dari keterlibatan mereka dalam wabah sindrom eosinofilia-mialgia (EMS). Larangan tersebut, bagaimanapun, dicabut pada tahun 2001 meskipun beberapa pembatasan tetap berlaku, terutama dalam kaitannya dengan mengimpor suplemen triptofan. Masih belum diketahui apakah wabah EMS adalah produk dari triptofan itu sendiri atau hasil dari kotoran dalam suplemen yang disebabkan oleh prosedur manufaktur yang salah.