Apa itu Beras Ketan?

Beras ketan adalah kultivar beras yang telah dibiakkan menjadi sangat lengket dan padat. Ini dibudidayakan di Thailand, Laos, dan Cina, dan digunakan dalam masakan banyak negara Asia. Meskipun namanya menyiratkan bahwa nasi mengandung gluten, sebenarnya beras itu bebas gluten, dengan kata “ketan” digunakan dalam arti “lengket” dalam contoh ini. Banyak pasar Asia menyediakan beras jenis ini, dan beberapa toko besar juga menyediakannya, terutama di daerah dengan populasi Asia yang besar. Ini juga merupakan hidangan populer di banyak restoran Asia, sebagai makanan yang berdiri sendiri atau sebagai elemen dalam makanan.

Sejarah beras ketan kembali ke setidaknya 900 M, dan mungkin lebih awal. Para petani dengan sengaja membiakkan beras karena kualitasnya yang lengket, dan khususnya di Laos, beras ini menjadi sangat populer. Perubahan teknik dan mode budidaya padi menyebabkan penurunan budidaya beras ketan secara singkat, tetapi popularitasnya muncul kembali pada abad kedua puluh.

Beberapa gaya nasi ini tersedia. Semua umumnya berbutir pendek hingga sedang. Beras ketan yang dikuliti berwarna putih, dan dapat dipoles untuk menghilangkan kumannya atau dibiarkan polos. Beras ketan yang tidak dikupas memiliki warna yang bervariasi dari coklat berkarat sampai ungu tua kehitaman. Beras ketan hitam sangat populer di Indonesia. Perusahaan dapat memberi label nasi sebagai “nasi botan”, “nasi ketan”, “nasi mochi”, atau “nasi lilin”, tergantung pada wilayahnya.

Banyak makanan penutup Asia menggunakan beras ketan sebagai bahan dasarnya. Seringkali, nasi sedikit dimaniskan selama proses memasak, dalam hal ini nasi dapat disajikan sebagai “nasi manis”. Ini juga dapat digunakan untuk membuat sushi, bola nasi gurih, kue beras tekan, dan mochi. Beberapa konsumen makan nasi ini seperti nasi biasa, sebagai pendamping makan, sementara yang lain lebih suka memakannya dalam porsi yang lebih kecil, karena bisa menjadi sangat kaya.

Saat memasak beras ketan, ada baiknya menggunakan sedikit air daripada yang biasa digunakan, karena beras bisa mulai hancur jika terlalu lembab. Banyak juru masak lebih suka mengukus nasi, membungkusnya dengan kain tipis dan menjaganya di atas permukaan air, karena alasan ini. Nasi juga bisa dimasak dengan santan atau kaldu untuk rasa yang lebih kaya dan tidak biasa. Tidak seperti banyak jenis beras lainnya, beras ketan juga mendapat manfaat dari diaduk sekali atau dua kali saat dimasak, meskipun ini tidak sepenuhnya diperlukan.