Biji kopi Arabika, dari varietas tanaman yang disebut coffea Arabica, dipuji oleh banyak orang sebagai spesies kopi pertama yang dibudidayakan. Ini telah tumbuh di wilayah barat daya Arabia selama lebih dari 1,000 tahun, terutama di Yaman. Biji kopi arabika membentuk sekitar 75% hingga 80% dari jumlah total kopi yang diproduksi setiap tahun di seluruh dunia.
Kopi Robusta adalah spesies lain yang paling banyak ditanam dan berbeda dari biji kopi Arabika karena rasanya kurang diminati, dan kandungan kafeinnya lebih tinggi. Biji kopi Arabika menghasilkan produk dengan kandungan kafein lebih rendah daripada jenis kopi lain yang diproduksi secara komersial. Faktor pembeda lain antara kedua varietas populer ini adalah tanaman kopi Arabika melakukan penyerbukan sendiri, dan Robusta adalah tanaman penyerbukan silang.
Sejak disemai, tanaman kopi Arabika matang sepenuhnya dalam waktu sekitar tujuh tahun. Tanaman tumbuh subur di iklim di mana hujan turun secara merata sepanjang tahun, dengan ukuran total sekitar 40 hingga 59 inci (sekitar 1 m hingga 1.5 m). Coffea Arabica tumbuh subur dalam suhu sedang, sekitar 68 derajat Fahrenheit (20 derajat Celcius) dan dapat mentolerir musim dingin sesekali selama tidak turun di bawah titik beku. Ketinggian terbaik di mana ia berkembang adalah antara 4,265 kaki (1,300 m) dan 4,921 kaki (1,500 m).
Musim tanam untuk tanaman kopi Arabika bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Jawa, sebuah pulau di lepas pantai Indonesia, dianggap memiliki iklim dan kondisi pertumbuhan yang sempurna. Kopi arabika ditanam dan dipanen di sana sepanjang tahun. Dalam kondisi yang kurang murni, seperti di beberapa bagian Brasil, ada musim tanam tertentu, dan tanaman hanya dapat dipanen selama bulan-bulan musim dingin.
Sejarah kopi Arabika bervariasi menurut sumber yang dikutip. Sebagian besar catatan sejarah mendukung fakta bahwa Arab adalah tempat kelahiran perdagangan kopi komersial. Kisah ini berlaku bahwa seorang penggembala kambing bernama Kaldi menemukan kopi di jazirah Arab setelah ia melihat kambingnya menjadi lebih energik setelah memakan biji mentah dari tanaman kopi. Komunitas ilmiah, bagaimanapun, dapat melacak tanaman kopi pertama kembali ke Kaffa, yang sekarang menjadi Ethiopia, sebuah negara di timur laut Afrika. Itu dilaporkan diangkut dari sana ke Yaman, di mana ia didistribusikan ke seluruh dunia.
Ada lebih dari 40 spesies dalam keluarga kopi, dan mereka tumbuh di seluruh dunia. Dari spesies tersebut, hanya dua, jenis Arabika dan Robusta, yang menghasilkan biji yang cocok untuk dipanggang, diseduh, dan dikonsumsi manusia. Dari kedua jenis itu, biji kopi Arabika tidak diragukan lagi dianggap sebagai rajanya biji-bijian.