Istilah “tapioka” mengacu pada pati yang berasal dari akar tanaman ubi kayu atau singkong, semak berkayu yang aslinya berasal dari Amerika Selatan. Pati ini dapat dibuat menjadi tongkat berwarna, mutiara besar atau kecil, atau digunakan sendiri untuk pai dan makanan penutup. Memasak tapioka memerlukan teknik yang berbeda tergantung pada bentuk yang dibutuhkan oleh resep, tetapi biasanya melibatkan merendam bahan, kemudian merebus atau merebusnya dalam cairan panas. Perendaman yang berlebihan atau waktu memasak yang terlalu lama dapat menyebabkan batang tapioka atau mutiara pecah menjadi cairan yang tidak diinginkan, sedangkan tapioka yang kurang matang menghasilkan produk yang renyah.
Tapioka berasal dari akar tanaman singkong, juga disebut ubi kayu, tanaman tapioka, dan boba, dan aslinya berasal dari Amazon. Pati ini sekarang tumbuh di seluruh dunia dan digunakan secara luas di Asia selatan dan tenggara, serta di negara-negara berbahasa Inggris. Tapioka bebas gluten dan mengandung sedikit protein, menjadikannya bahan makanan yang cocok untuk banyak orang dengan diet terbatas. Jika tapioka tidak tersedia, juru masak dapat mengganti tepung lainnya, seperti tepung jagung untuk hidangan tapioka yang tidak mengandung asam, atau garut untuk hidangan non-susu.
Tepung tapioka dapat digunakan sebagai pengental untuk pai dan puding, karena menghasilkan gel yang mengkilap dan menarik ketika dicampur dengan air dingin dan dipanaskan, tetapi menghasilkan hasil yang berserabut dan tidak menarik dalam saus atau sup. Pati juga dapat dibuat menjadi mutiara tapioka kecil yang digunakan dalam puding tapioka tradisional Inggris dan dalam beberapa resep yang memerlukan pengental pai tapioka. Makanan penutup tapioka lainnya, seperti sup pencuci mulut kelapa dan teh gelembung, mengandalkan mutiara tapioka berukuran besar, yang memiliki tekstur lebih kenyal. Di Asia, tapioka sering dibuat menjadi stik berwarna cerah, yang direbus dan digunakan sebagai bahan tekstur yang menarik dalam minuman manis dan makanan penutup.
Hampir semua metode memasak tapioka membutuhkan perendaman dalam air atau cairan lain sebelum dipanaskan, yang menghasilkan hasil kenyal yang diinginkan. Mutiara tapioka yang besar harus direndam selama sekitar 2 jam, sedangkan mutiara yang lebih kecil atau batang tapioka biasanya membutuhkan waktu lebih sedikit. Saat direndam sepenuhnya, tapioka seharusnya memiliki permukaan luar yang licin dan tampak pucat di bagian tengahnya. Beberapa produk, seperti tapioka instan atau cepat masak dan tepung tapioka, tidak memerlukan langkah perendaman ini.
Juru masak harus berhati-hati untuk tidak merendam tapioka sampai bagian tengahnya menjadi lunak, karena akan hancur selama proses memasak. Ini juga dapat terjadi jika tapioka dimasak dalam waktu yang sangat lama dengan api besar. Kegagalan merendam tapioka atau memasaknya untuk waktu yang sangat singkat dapat menghasilkan mutiara tapioka dengan bagian tengah yang keras dan renyah, atau puding dan isian pai yang gagal membentuk gel dengan benar.