Apa itu Kai Yang?

Kai yang adalah hidangan ayam yang biasanya dipanggang atau dibakar di atas bara panas. Ini adalah hidangan yang sangat populer di Thailand, terutama di wilayah timur laut Isan, dan sering dijual sebagai makanan jalanan di sepanjang pasar. Seperti banyak hidangan Asia lainnya, kai yang sering dimakan dengan nasi ketan putih, bersama dengan lauk salad sayuran pedas yang disebut “som tam,” dan beberapa saus untuk ayam.

Istilah “kai yang” berarti “ayam panggang” dalam bahasa Thailand. Hidangan ini mungkin dikenal sebagai bagian dari masakan Thailand, tetapi sebenarnya berasal dari Laos, yang terletak tepat di samping wilayah Isan dan hanya dipisahkan oleh Sungai Mekong. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak penduduk Isan berasal dari Laos, dan salah satu dari banyak barang yang mereka bawa adalah makanan mereka. Dalam bahasa Laos, ayam panggang disebut “ping gai,” yang diterjemahkan sebagai “ayam panggang.” Ada kemungkinan bahwa ping gai dimulai sebagai hidangan untuk orang kaya, mengingat penduduk Isan terutama hidup dari makanan laut yang bersumber dari Sungai Mekong, dan jenis protein lainnya sangat langka.

Apa yang membuat kai yang berbeda dari hidangan ayam panggang lainnya adalah penggunaan berbagai bahan untuk bumbu masakannya. Beberapa bahan termasuk kecap ikan, kecap, jahe, dan lada putih dalam jumlah banyak. Cuka, arak beras, dan saus hoi sin Cina juga dapat ditambahkan ke dalam rendaman, serta rempah-rempah lainnya seperti serai, ketumbar, bawang putih, dan sedikit garam. Beberapa juru masak menambahkan sedikit santan, mungkin entah bagaimana untuk melawan kepedasan bumbunya, sambil memberi lebih banyak dimensi pada rasanya.

Cara memasak ayamnya sendiri juga sangat berbeda dengan masakan ayam bakar lainnya. Seluruh ayam, setelah dipetik dan dibalut, secara tradisional dibentangkan dengan irisan bersih di sepanjang perut. Cara ini biasa disebut dengan “kupu-kupu” si ayam. Ayam tersebut kemudian ditumbuk untuk membuat dagingnya empuk dan membantu unggas mempertahankan bentuk “kupu-kupu”. Kemudian diasinkan selama beberapa waktu, setidaknya selama 15 menit atau lebih, dan kemudian dipanggang di atas api yang sangat kecil, dengan permukaan irisan menghadap ke bawah di atas panggangan, sampai matang.

Panggangan tidak menjorok agar kai yang gosong garing, karena dapat menghasilkan daging yang sangat kering, sehingga ayam dimasak dengan lambat. Cara ini juga membantu ayam menyerap lebih banyak rasa dari rendaman. Sebagai alternatif, ayam juga bisa dipanggang terlebih dahulu sampai setengah matang, dan kemudian diletakkan di atas panggangan untuk menyelesaikan proses memasak. Kai yang sering dipotong kecil-kecil sebelum disajikan.