Apa Perbedaan Rasio Lancar dan Rasio Cepat?

Perbedaan antara rasio lancar dan rasio cepat adalah bahwa yang pertama memasukkan persediaan dalam persamaannya, sedangkan yang kedua tidak. Rasio lancar mengukur likuiditas perusahaan dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio cepat pada dasarnya melakukan hal yang sama, tetapi dapat digunakan ketika persediaan yang melekat pada perusahaan memiliki nilai variabel.

Menilai nilai persediaan jangka panjang dapat membantu seorang analis ketika memutuskan antara rasio lancar dan rasio cepat sebagai sarana untuk menentukan likuiditas perusahaan. Ada beberapa alasan persediaan tidak dapat mempertahankan nilai jual aslinya. Sebuah perusahaan mungkin perlu menurunkan harga untuk membuat penjualan yang cukup untuk tetap menguntungkan atau bahkan untuk tetap dalam bisnis. Mungkin juga perlu untuk menurunkan harga ketika terlalu banyak modal yang terikat dalam persediaan.

Saat menentukan likuiditas, seorang analis dapat menggunakan rasio lancar dan rasio cepat. Rasio cepat dapat digunakan terlebih dahulu, untuk menentukan bahwa perusahaan memiliki sumber daya untuk membuat biaya operasi. Kemudian rasio lancar dapat digunakan untuk menentukan likuiditas aktual saat ini.

Apakah akan menggunakan rasio lancar dan rasio cepat atau memilih salah satu atau yang lain tergantung pada perusahaan yang diteliti. Untuk investasi yang signifikan, kedua rasio bisa berharga. Seorang analis yang hanya ingin tahu apakah perusahaan memiliki aset likuid yang cukup untuk tetap bertahan mungkin hanya membutuhkan rasio cepat. Jika telah ditentukan bahwa nilai persediaan kemungkinan akan tetap stabil, maka jatah saat ini sering kali mencukupi.

Dalam jangka panjang, melacak rasio lancar dan rasio cepat dapat membantu analis untuk menentukan apakah inventaris disimpan pada tingkat yang menguntungkan. Perusahaan dapat memiliki terlalu banyak persediaan jika rasio cepat turun sementara rasio lancar tetap stabil. Dalam hal ini, perusahaan ingin meningkatkan rasio cepatnya. Cara utama untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan penjualan atau secara bertahap mengurangi jumlah persediaan.

Baik rasio lancar maupun rasio cepat dapat digunakan untuk menentukan tidak hanya jumlah kas yang tersedia, tetapi juga bagaimana kas tersebut digunakan. Jika rasionya rendah, maka dimungkinkan sebagian besar kas perusahaan digunakan untuk biaya operasional. Mungkin juga bahwa terlalu banyak sumber dayanya terikat pada usaha lain dan tidak siap untuk operasi. Jika rasionya terlalu tinggi, maka perusahaan mungkin tidak dapat menginvestasikan kelebihan kasnya dalam usaha yang akan meningkatkan laba.