Sebuah dana abadi gereja mendanai sebuah pelayanan melalui aset-aset yang menghasilkan pendapatan yang disimpan untuk selama-lamanya. Gereja membangun komponen utama dari suatu anugerah melalui warisan, hibah, dan sumbangan. Mereka dapat menunjuk personel untuk mengelolanya atau dapat mengontrakkannya kepada manajer investasi yang berpengalaman. Jemaat dapat mengharapkan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan berkala tentang keadaan dana abadi dan bagaimana penggunaannya, untuk memastikan bahwa dana tersebut ditangani secara bertanggung jawab.
Dalam dana abadi gereja tradisional, apa pun yang masuk ke pokok tidak dapat disentuh, yang memungkinkan ukuran dana tumbuh dari waktu ke waktu. Setiap penarikan berasal dari pendapatan investasi, dan dengan demikian tidak menghabiskan modal atau aset yang tersedia untuk aktivitas investasi. Dana tersebut mungkin dibatasi untuk tujuan tertentu, terutama dalam kasus wasiat besar yang dapat diberikan untuk membiayai kegiatan seperti perbaikan gereja. Dalam kasus lain, pejabat gereja dapat memutuskan bagaimana menggunakan uang itu, dan mungkin memiliki pernyataan misi dan seperangkat prinsip untuk digunakan dalam membuat keputusan.
Beberapa masalah manajemen dapat muncul dengan anugerah gereja yang unik untuk jenis organisasi ini. Yang pertama bisa menjadi tekanan untuk berinvestasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial. Gereja mungkin tidak ingin berinvestasi di sektor ekonomi yang mereka rasa berbahaya, seperti produsen senjata atau perusahaan yang dikenal mencemari. Kekhawatiran tentang umur panjang gereja juga bisa menjadi masalah, karena orang mungkin memperdebatkan bagaimana dana abadi harus ditangani jika gereja bubar.
Penggunaan dana yang tepat juga dapat menjadi topik perdebatan. Uang dari sumbangan gereja dapat membayar personel, mengganti instrumen dan jubah, dan mendanai kegiatan seperti perbaikan gedung dan membeli perlengkapan. Beberapa gereja menggunakan uang mereka untuk terlibat dalam kegiatan komunitas dan dapat menawarkan beasiswa, bantuan makanan, dan manfaat lainnya kepada anggota jemaat atau komunitas yang lebih besar. Penggunaan dana abadi gereja mungkin bergantung pada ukuran dana, karena gereja ingin memastikan bahwa mereka memiliki pendapatan yang tersedia saat mereka membutuhkannya untuk keadaan darurat.
Di bawah undang-undang pajak, gereja dapat menerima perlakuan khusus karena misi nirlaba dan keagamaan mereka. Untuk menghindari pelanggaran peraturan, gereja dapat bekerja dengan seorang akuntan dan pengacara untuk mengatur dana abadi gereja dan mengelolanya dengan tepat. Misalnya, gereja mungkin dilarang memberikan kontribusi politik, dan dengan demikian perlu memastikan untuk mendokumentasikan pengeluaran untuk menunjukkan bahwa pendapatan dari dana abadi tidak digunakan untuk pembiayaan kampanye.