Apa itu Analisis Horisontal?

Dalam bisnis, analisis horizontal mengacu pada jenis analisis fundamental di mana seorang analis keuangan menggunakan data keuangan tertentu untuk menilai kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Analis membandingkan item atau rasio yang sama untuk perusahaan tertentu selama periode waktu tertentu untuk menilai pertumbuhan perusahaan selama waktu tersebut. Analisis horizontal juga dapat dilakukan pada beberapa perusahaan dalam industri yang sama, untuk menilai kinerja perusahaan relatif terhadap pesaingnya.

Data yang digunakan dalam analisis horizontal terdapat dalam laporan keuangan perusahaan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Ini bisa berupa item baris, seperti item pengeluaran, atau bisa berupa rasio. Rasio ditentukan dengan membandingkan dua atau lebih item, misalnya, membagi beban dengan penjualan bersih untuk menentukan rasio operasi.

Analisis horizontal dapat dilakukan setiap tiga bulan atau setiap tahun. Kinerja dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya atau, dalam kasus analisis triwulanan, dengan triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Jika seorang analis membandingkan informasi yang sama dari satu kuartal ke kuartal berikutnya, ini disebut sebagai kuartal-ke-kuartal, seperti dalam, ‘penjualan kuartal-ke-kuartal meningkat 10 persen.’ Jika perbandingannya dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya, ini disebut sebagai kuartal-ke-kuartal, seperti dalam, ‘penghasilan kuartal-ke-kuartal naik 3 persen.’ Dalam industri musiman, seperti ritel, perbandingan kuartal-ke-kuartal biasanya lebih berharga karena mencerminkan perubahan dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu.

Nilai analisis horizontal terletak pada kegunaannya dalam membandingkan hasil satu perusahaan dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah situasi keuangannya membaik. Hal ini juga berguna untuk membandingkan hasil beberapa perusahaan dalam industri yang sama untuk menentukan perusahaan mana yang memiliki kinerja terbaik dari waktu ke waktu. Ini sangat berguna ketika membandingkan perusahaan dalam industri yang sama, karena metrik seperti margin kotor dapat sangat bervariasi dari satu industri ke industri lainnya.

Berbeda dengan analisis horizontal, analisis vertikal mengacu pada representasi aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai persentase dari keseluruhan. Tiga kategori neraca utama ini dijumlahkan, dan masing-masing diekspresikan sebagai persentase dari total yang diwakilinya. Analisis vertikal dapat berguna dalam membandingkan perusahaan dengan ukuran yang berbeda, karena memudahkan untuk melihat perusahaan mana yang memiliki persentase kewajiban yang lebih besar dibandingkan dengan ekuitas, atau perusahaan mana yang memiliki lebih banyak aset, relatif terhadap kewajiban dan ekuitas.