Apa itu Krisis Mata Uang?

Sebuah krisis mata uang terjadi ketika uang satu daerah menjadi cepat mendevaluasi relatif terhadap sistem internasional. Istilah krisis mata uang paling sering digunakan ketika membahas ekonomi dari perspektif investor asing. Krisis mata uang juga kadang-kadang disebut krisis neraca pembayaran, karena cara itu sering terungkap. Neraca pembayaran mengacu pada perbedaan antara uang yang masuk dan uang yang keluar dari suatu negara. Jika neraca pembayaran menjadi miring dan negara perlu membayar lebih banyak uang daripada yang diterimanya, negara itu akan kehilangan investasi asing.

Penurunan tiba-tiba dalam nilai mata uang yang terkait dengan krisis mata uang terjadi ketika pemerintah secara artifisial mengikat nilai mata uangnya dengan yang lain. Biasanya, untuk mempertahankan nilai mata uangnya, ia harus memiliki dan kadang-kadang menggunakan cadangan devisanya — yaitu, pasokan mata uang asing — untuk membeli kembali sebagian mata uangnya sendiri. Prosedur ini memungkinkan pemerintah untuk meminimalkan inflasi di dalam negeri dan mempertahankan nilai tukar yang sama secara internasional.

Ketika investor kehilangan kepercayaan pada mata uang, mereka akan menukarnya dengan aset lain. Mata uang akan kembali ke ekonomi domestik negara itu, dan pemerintah akan dipaksa untuk menggunakan lebih banyak dan lebih banyak lagi cadangan devisanya untuk membeli mata uangnya sendiri dan menjauhkannya dari peredaran. Selama krisis mata uang, cadangan devisa dihabiskan dengan cepat. Ketika mereka kelelahan, terjadilah krisis ekonomi.

Pada titik tertentu dalam prosesnya, pemerintah perlu mengubah nilai tukar mata uangnya atau membiarkan mata uangnya “mengambang”, atau diperdagangkan secara bebas. Antisipasi bahkan akan memperkuat krisis ekonomi yang sedang berlangsung, karena investor asing akan sangat bersemangat untuk menjual mata uang yang menuju devaluasi. Beralih ke nilai tukar mengambang, bagaimanapun, dapat membantu perekonomian dalam jangka panjang dengan mengurangi kemungkinan krisis mendadak lainnya.

Contoh krisis mata uang yang dikutip dengan bijak adalah krisis peso Meksiko tahun 1994. Meksiko memiliki nilai tukar tetap yang melekatkan nilai peso ke dolar AS. Berbagai masalah politik dan ekonomi domestik menyebabkan investor menjual peso mereka, melebihi kemampuan pemerintah Meksiko untuk mempertahankan nilai tukarnya dengan menggunakan cadangan devisa. Pemerintah terpaksa melepaskan nilai peso dari dolar, menyebabkan penurunan cepat nilainya. AS mampu melunakkan pukulan inflasi dengan membeli beberapa peso surplus.