Apa itu Analisis Keuntungan?

Intinya, laba adalah keuntungan moneter yang dihasilkan bisnis setelah membayar inventaris, peralatan, penggajian, dan item lain apa pun yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Definisi kamus tentang analisis dapat dibaca sebagai pemecahan dari keseluruhan menjadi bagian-bagian untuk mengidentifikasi apakah setiap aspek dari keseluruhan itu. Menempatkan dua kata bersama-sama, dapat ditentukan bahwa analisis laba adalah rincian elemen bisnis, menerapkan jumlah moneter untuk setiap elemen, dan melakukan perhitungan untuk menentukan apa keuntungannya.

Dalam dunia bisnis, analisis laba, yang paling sering disebut sebagai analisis Biaya/Volume/Laba (CVP), biasanya digunakan untuk menentukan skenario “bagaimana jika”. Misalnya, bisnis Mary’s Dolls ingin menjual lebih banyak boneka Baby Jane dengan menurunkan harganya. Mary’s Dolls akan melakukan analisis CVP untuk menentukan potensi keuntungan. Mary’s Dolls mungkin memilih untuk melihat titik impas, titik di mana keuntungan nol dihasilkan, dan proyeksi keuntungan yang diinginkan sebagai tujuan mereka. Tergantung pada hasilnya, Mary’s Dolls dapat memilih untuk menurunkan harga boneka Baby Jane, atau perusahaan dapat menyadari bahwa menurunkan harga akan menjadi bencana besar—bahwa perusahaan tidak akan pernah dapat menjual cukup boneka Baby Jane dengan harga yang lebih rendah untuk membuat sebuah keuntungan.

Contoh ini menunjukkan bahwa analisis laba pada dasarnya membandingkan biaya dan volume untuk menentukan laba. Agar dapat menggunakan analisis secara efektif, penting bagi sebuah bisnis untuk memiliki pengetahuan menyeluruh tentang biaya variabel dan biaya tetapnya. Jika angka tersebut salah untuk biaya apapun, analisis laba akan menghasilkan angka yang menyesatkan dan dapat menyebabkan perusahaan membuat keputusan bisnis yang buruk.

Bahkan ketika semua angka benar, analisis CVP terbatas kegunaannya dan harus digunakan bersama dengan faktor dan perhitungan lain sebelum membuat keputusan bisnis akhir. Sebuah analisis CVP terbatas dalam ruang lingkup karena, agar perhitungan bekerja, analisis harus membuat asumsi tertentu yang lugas dan tidak fleksibel. Asumsi tersebut mencakup hal-hal seperti biaya suku cadang tetap sama, biaya listrik tidak meningkat, penjualan tetap pada titik tetap, upah karyawan tetap sama, dll. Barang-barang tersebut berfluktuasi di dunia nyata dan berdampak pada bisnis.

Contoh di atas berkaitan dengan CVP salah satu produk Mary’s Dolls. Untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan secara keseluruhan, bisnis akan menjalankan analisis laba kotor, menggabungkan semua produk dan biaya. Jenis analisis ini sangat membantu bagi perusahaan yang ingin mengidentifikasi area atau produk yang lemah. Hal ini dapat menunjukkan potensi masalah sehingga mereka dapat ditangani pada waktu yang tepat.