Apa itu Tarif Mengambang?

Suku bunga dan nilai tukar adalah bagian sehari-hari dari kehidupan ekonomi dunia. Setiap kali mata uang itu dipinjam, dipinjamkan, atau ditukar dengan jenis mata uang lain, nilai tukar ini ikut bermain. Tarif ini dapat ditetapkan pada nilai tertentu, atau dapat bebas berubah dengan fluktuasi pasar dan kondisi perubahan lainnya. Suatu kurs yang berubah dengan kondisi pasar secara periodik disebut kurs mengambang.

Tiga konteks di mana kita melihat suku bunga mengambang paling sering adalah suku bunga hipotek, nilai tukar mata uang, dan imbal hasil obligasi. Ketika seorang individu mengambil pinjaman hipotek pada sebuah properti, ia perlu memutuskan apakah tingkat bunga tetap atau tingkat mengambang – juga disebut tingkat yang dapat disesuaikan – adalah yang paling diinginkan. Jika suku bunga relatif tinggi pada saat pinjaman, individu kemungkinan besar akan mendapat manfaat dari suku bunga mengambang, karena suku bunga turun ke tingkat normal atau rendah secara historis, suku bunga pinjaman akan menurun. Hal ini kemudian akan mengakibatkan peminjam membayar lebih sedikit uang dalam bunga selama durasi pinjaman.

Nilai tukar mata uang tunduk pada fluktuasi pasar juga. Nilai tukar seperti itu tidak terkait dengan suku bunga, melainkan mengacu pada jumlah nilai satu mata uang, dalam hal mata uang lain. Ketika nilai mata uang dibiarkan berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar, maka mata uang tersebut dikatakan memiliki nilai tukar mengambang, atau nilai tukar mengambang. Misalnya, satu Euro mungkin bernilai $1.30 USD (Dolar AS) pada waktu tertentu, dan beberapa minggu sejak saat itu, nilainya mungkin turun menjadi $1.24 USD atau meningkat menjadi $1.39 USD, atau nilai lainnya. Itu karena, dalam contoh ini, terdapat nilai tukar mengambang antara Dolar AS dan Euro.

Banyak ekonom percaya bahwa nilai tukar mengambang lebih menguntungkan daripada nilai tukar tetap, karena mereka mengurangi dampak guncangan ekonomi dan siklus bisnis di seluruh dunia. Nilai tukar tetap dapat lebih disukai dalam situasi tertentu ketika kepastian dan stabilitas ekonomi yang lebih besar diperlukan, meskipun strategi ini juga dapat menyebabkan hasil negatif yang tidak diinginkan.

Di pasar keuangan, obligasi dapat memiliki tingkat bunga mengambang, dan ini disebut floating rate notes (FRNs). FRN membayar bunga setiap tiga bulan dalam banyak kasus. Tingkat bunga berubah dan dihitung ulang untuk setiap periode tiga bulan. Bunga yang dibayarkan oleh FRN terdiri dari “tingkat referensi”, yang merupakan tingkat bunga mengambang, ditambah “spread”, yang merupakan tingkat bunga yang tetap. Dari sudut pandang investor, FRN dapat menawarkan hasil yang lebih besar jika dibandingkan dengan strategi investasi obligasi lainnya, serta mengurangi biaya transaksi kepada investor.