Apa itu Perkiraan Konsensus?

Perkiraan konsensus adalah perkiraan berapa nilai bisnis di masa depan berdasarkan beberapa aspek, beberapa solid dan beberapa asumsi. Ini sering dilakukan per kuartal dan per tahun, dan biasanya dilakukan untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan dan mencoba mendongkrak harga saham. Banyak analis yang umum digunakan, dan perkiraan mereka dirata-ratakan bersama untuk keseluruhan perkiraan konsensus. Faktor-faktor yang digunakan untuk mendapatkan perkiraan ini antara lain harga saham, opini dan proyeksi keuangan. Masalah dengan menggunakan metode estimasi ini adalah jarang akurat, karena bisnis dan analis tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi di masa depan.

Ketika perkiraan konsensus dilakukan, biasanya dilakukan untuk kuartal, tahun atau keduanya. Salah satu alasan untuk melakukan ini adalah agar bisnis mengetahui bagaimana kinerjanya berdasarkan perkiraan ini; misalnya, perkiraan rendah dapat menunjukkan bisnis bahwa ada sesuatu yang salah dengan salah satu faktor estimasi, dan bisnis kemudian dapat mencoba untuk memperbaikinya untuk estimasi atau hasil yang lebih baik. Alasan lain untuk ini adalah bahwa harga saham dapat meningkat sementara jika perkiraannya tinggi, dan ini dapat mendatangkan lebih banyak uang dari investor.

Seorang analis tunggal jarang melakukan estimasi jenis ini, bahkan jika bisnis kecil sedang dievaluasi. Setiap analis akan melihat satu faktor bisnis atau masing-masing akan melihat bisnis secara keseluruhan dan menghasilkan perkiraan lengkap. Jika yang pertama, maka semua perkiraan ditambahkan bersama untuk mendapatkan perkiraan konsensus; jika yang terakhir, maka perkiraan dirata-ratakan dan rata-rata itu menjadi konsensus.

Banyak faktor yang digunakan untuk menganalisis pendapatan bisnis di masa depan. Beberapa informasi yang solid yang dapat diukur termasuk harga saham saat ini, proyeksi keuangan dan kenaikan pertumbuhan saat ini. Salah satu aspek yang biasanya kurang dapat diandalkan adalah opini, seperti berapa banyak uang yang menurut analis akan dihasilkan oleh produk baru untuk bisnis.

Peristiwa masa depan biasanya tidak persis mengikuti perkiraan dan model, sehingga perkiraan konsensus jarang akurat. Hal ini dapat menyebabkan pergeseran harga saham bisnis secara massal, dan bahkan dapat menyebabkan ketidakpercayaan publik terhadap perusahaan jika perkiraan konsensus jauh lebih tinggi daripada pendapatan bisnis saat ini. Ketika laporan keuangan nyata keluar dan investor meninjaunya, harga saham biasanya akan naik atau turun tergantung pada angka yang lebih akurat tersebut.