Aset kontinjensi adalah semua jenis aset yang memiliki potensi menghasilkan beberapa jenis manfaat ekonomi karena keadaan di luar kendali pemiliknya. Karena pemilik tidak memiliki cara untuk secara akurat memproyeksikan peristiwa masa depan yang dapat memicu manfaat yang tidak diketahui ini, aset kontinjensi tidak diperhitungkan dalam neraca perusahaan. Aset tersebut dimasukkan dalam catatan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh bisnis, sehingga memungkinkan untuk mencatat keberadaannya dan menyediakan kerangka kerja untuk melaporkan aset kontinjensi di neraca jika dan ketika mulai menghasilkan semacam manfaat nyata.
Dalam banyak situasi, aset kontinjensi adalah beberapa jenis klaim yang terkait dengan peristiwa masa lalu yang mungkin atau mungkin tidak pada akhirnya menghasilkan semacam pengembalian yang terukur. Misalnya, penyelesaian dari gugatan yang tertunda menunjukkan potensi untuk menghasilkan pengembalian, jika dan ketika gugatan diselesaikan untuk kepuasan bisnis. Bahkan jika perusahaan sangat yakin tentang bagaimana gugatan itu akan berakhir, pengembalian yang diantisipasi itu tetap bergantung sampai hakim membuat keputusan akhir dan penghargaan telah diberikan oleh pengadilan. Pada saat itu, jumlah penilaian dapat dimasukkan sebagai keuntungan dan diperhitungkan dalam neraca catatan akuntansi perusahaan.
Aset kontinjensi tidak dicatat dengan cara yang sama seperti kewajiban atau kerugian kontinjensi. Dengan menggunakan contoh gugatan yang sama, perusahaan tergugat akan mengatur pembukuan untuk memungkinkan skenario kasus terburuk, yaitu kehilangan gugatan dan harus membayar penggugat sejumlah uang yang diberikan oleh pengadilan. Dalam banyak situasi, potensi kerugian dicatat di neraca, menunggu hasil gugatan. Jika tidak ada data yang cukup untuk memberikan estimasi yang wajar atas kerugian kontinjensi, maka tergugat tetap memberikan estimasi terbaik dan mempertanggungjawabkannya dalam laporan keuangan perusahaan.
Ide di balik akuntansi untuk aset kontinjensi adalah untuk memberikan gambaran yang jujur dan lengkap dari posisi keuangan perusahaan, sementara pada saat yang sama menghindari perspektif bahwa keuntungan sudah tersedia untuk bisnis. Melakukannya dapat bermanfaat untuk beberapa tujuan, termasuk hubungan masyarakat dengan konsumen dan dengan kepercayaan yang menginspirasi di antara calon investor. Proses ini juga membuat lebih mudah untuk memasukkan sepenuhnya manfaat ke dalam catatan akuntansi dan mencerminkan manfaat tersebut di neraca, jika aset kontinjensi pada akhirnya memberikan manfaat nyata dan nyata.