Rompi, atau rompi seperti yang biasa disebut di Amerika Utara, adalah pakaian tanpa lengan yang biasanya dikenakan di atas kemeja berkerah dan di bawah mantel atau jaket. Biasanya dipasangkan dengan dasi dan suspender. Rompi biasanya dikenakan sebagai bagian dari setelan bisnis tiga potong, atau sebagai elemen dalam pakaian formal pria. Rompi bisa single-atau double-breasted, biasanya terbuat dari poliester, dan biasanya memiliki saku di bagian depan untuk menampung berbagai barang, seperti jam saku.
Pakaian ini diintegrasikan ke dalam pakaian sehari-hari pria oleh Raja Charles II selama pemulihan monarki Inggris pada abad ke-17. Sementara di zaman modern rompi cocok dengan seluruh setelan jas, pada awalnya warna rompi biasanya kontras dengan setelan jas. Hal ini berlangsung hingga pertengahan abad ke-19, ketika Pangeran Albert mulai mengenakan rompi ketat dengan warna-warna kalem yang menonjolkan tubuh pria dan bukannya menjadi titik fokus warna-warni dari setelan itu sendiri. Masyarakat mengikuti jejak Pangeran Albert, memamerkan siluet bahu lebar dan dada membusung, ditekankan oleh rompi ketat.
Adalah umum bagi seorang pria untuk membuka kancing bawahnya — sebuah kebiasaan yang berasal dari Raja Edward VII pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Juga, ada dongeng bahwa raja membiarkan kancing terakhirnya terbuka agar rompinya tidak naik saat dia berada di atas kuda. Lebih mungkin, bagaimanapun, bahwa kancing itu dibiarkan terbuka karena pinggangnya yang membengkak. Karena Raja Edward VII sangat modis, para pengikutnya meniru penampilannya dan juga membiarkan rompi mereka terbuka di bagian bawah.
Terstruktur mirip dengan jaket pas, kancing rompi di tengah dan dapat berupa single-breasted atau double-breasted. Rompi biasanya terbuat dari poliester atau bahan serupa, dan kainnya biasanya cocok dengan celana dan jaket saat dipasangkan dengan setelan jas tiga potong. Sabuk biasanya tidak dikenakan dengan rompi, karena suspender dipakai sebagai gantinya. Secara tradisional, pria menyimpan arloji saku mereka di saku rompi depan dengan rantai digantungkan melalui lubang kancing, meskipun arloji saku telah ketinggalan popularitasnya karena jam tangan.
Perang Dunia II memainkan peran utama dalam penurunan popularitas rompi. Karena penjatahan kain selama perang dan masuknya penampilan sehari-hari yang lebih kasual, orang-orang berhenti membeli rompi. Di zaman modern, orang Amerika melihatnya sebagai aksesori untuk pakaian pria atau wanita yang bertentangan dengan elemen integral dari setelan bisnis. Meski masih dianggap sebagai pakaian formal pria yang pantas di Amerika Serikat (AS), rompi lebih sering dikenakan oleh pengusaha konservatif di belahan dunia lain.