Apa itu Cincin Anodized?

Cincin anodized telah mengalami proses perawatan elektrokimia untuk membentuk lapisan oksida pada permukaannya. Aluminium mungkin merupakan logam anodized yang paling banyak digunakan dalam pembuatan cincin. Anodisasi cincin menawarkan banyak manfaat, termasuk meningkatkan ketahanan korosi dan keausan cincin secara keseluruhan. Sebuah cincin yang telah mengalami proses anodizing dapat dengan mudah diwarnai sejumlah warna termasuk merah, kuning, hijau, dan biru. Seluruh proses anodisasi memerlukan pemantauan konstan, konsentrasi kimia yang tepat, dan kontrol suhu.

Proses anodisasi melibatkan merendam sekumpulan cincin atau benda logam lainnya ke dalam penangas asam sulfat. Pemandian ini dapat mengandung sekitar 15 persen konsentrasi asam sulfat. Ketika arus listrik mengalir melalui bak ini, lapisan oksida terbentuk di permukaan benda. Karena lapisan oksida ini relatif berpori, pewarna mudah diterima. Lapisan oksida berpori yang tersisa dari proses anodisasi harus menerima lapisan sealant yang tepat untuk mencegah lapisan tergores dengan abrasi dari waktu ke waktu.

Banyak manfaat yang menyertai proses anodisasi. Cincin anodized sangat tahan terhadap korosi dan tidak akan berkarat dengan adanya kelembaban yang berlebihan. Proses anodisasi meningkatkan ketahanan keseluruhan cincin terhadap abrasi, daya tahan, dan ketahanan aus.

Anodizing logam seperti aluminium menciptakan lapisan oksida pada permukaan logam. Tinta, pencelupan, atau pewarnaan cincin logam menjadi lebih mudah pada permukaan anodized. Pewarnaan serap dan pewarnaan elektrolit hanyalah dua dari metode pewarnaan yang digunakan setelah proses anodisasi untuk memberikan cincin logam berbagai warna yang berbeda.

Cincin anodized aluminium secara tradisional lebih kuat dan lebih keras daripada cincin aluminium yang tidak dirawat. Lapisan oksida pada cincin anodized bisa sangat tebal dan secara dramatis meningkatkan kekerasan cincin secara keseluruhan. Cincin aluminium dengan lapisan oksida berat dapat menawarkan kekerasan yang hampir sama dengan safir atau ruby. Lapisan oksida setipis 0.0003 inci (8 mikrometer) juga dapat diterapkan pada permukaan cincin.

Bahan seperti aluminium yang digunakan dalam pembuatan cincin anodisasi mendapatkan perlakuan panas, dibilas, dan digores sebelum seluruh proses anodisasi berlangsung. Etsa melibatkan penggunaan soda kaustik seperti natrium hidroksida untuk menghilangkan lapisan bahan yang sangat tipis secara kimiawi. Proses anodisasi cincin dalam larutan asam sulfat setelah etsa dapat memakan waktu hingga 60 menit, tergantung pada jenis logam yang digunakan dalam konstruksi cincin.