Perjalanan menjadi produsen tekstil membutuhkan jiwa wirausaha, serta pengetahuan yang luas tentang kain dan tenun. Penting untuk mengetahui tentang kain alami tradisional, seperti wol dan kapas; kain sintetis, seperti nilon dan poliester; dan pasar yang berkembang dari bahan sintetis ramah lingkungan, seperti yang terbuat dari wadah polietilen tereftalat (PET) daur ulang. Mengetahui berbagai jenis tenun dan varietas benang, seperti alpaka dan kasmir, merupakan faktor kunci lain untuk dapat membeli alat tenun yang paling hemat biaya untuk membuat tekstil ini.
Pengetahuan luas tentang tekstil dasar dan pasar tekstil ini penting untuk menjadi produsen tekstil. Kemampuan membuat tekstil menuntut kemampuan membuat keputusan yang kompleks untuk mengevaluasi jenis tekstil, sumber pemasok bahan baku, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja, serta rencana pemasaran produk tekstil. Misalnya, memutuskan untuk hanya memproduksi kain rajutan atau tenunan juga memerlukan penentuan teknik produksi, seperti menjalin atau mengikat, dan bahan baku yang akan digunakan, seperti sumber tumbuhan, hewan, atau sintetis.
Langkah penting untuk menjadi produsen tekstil secara tradisional adalah membuat strategi untuk memproduksi dan menjual tekstil kepada pembeli pasar, seperti pemasok tekstil, eksportir tekstil, atau importir tekstil. Namun, proses manufaktur telah menjadi sangat terkomputerisasi, dan teknologi semacam itu mengendalikan hampir semua fase produksi tekstil. Mengelola produksi tekstil sekarang juga memerlukan pengetahuan tentang cara mengelola mesin robotika, biaya tinggi untuk memperoleh dan memperbaiki peralatan ini, dan biaya tenaga kerja tambahan untuk memperoleh pekerja terlatih yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin ini.
Kursus matematika dan teknik dapat membantu seseorang menjadi produsen tekstil dengan melatih kemampuan dasar analisisnya, dan kursus ekonomi dapat membantu mengembangkan wawasan tentang kekuatan pasar. Mengawasi produksi produk tekstil dari bahan baku juga membutuhkan keterampilan negosiasi dan komunikasi yang gesit. Keterampilan ini dapat ditingkatkan dengan bekerja dalam lingkungan produksi tekstil. Menjadi negosiator yang terampil sangat penting, karena ini dapat mempengaruhi diskusi yang menguntungkan di bidang manufaktur besar lainnya, seperti dalam pemasaran produk tekstil, pengadaan peralatan manufaktur, dan mengelola karyawan.
Kemampuan untuk memproduksi tekstil yang memacu permintaan pasar yang signifikan membutuhkan kemampuan beradaptasi dan kemampuan untuk menganalisis, merencanakan, dan berpikir secara inovatif. Mahir dalam menerapkan ide-ide inovatif ke dalam praktik adalah atribut lain yang diperlukan untuk mengelola produksi tekstil. Sehubungan dengan atribut-atribut ini, seseorang perlu memiliki kemampuan untuk membuat keputusan bisnis yang baik, seperti di mana harus mendirikan toko. Misalnya, di AS, di mana pabrik sangat terkonsentrasi di negara bagian Tenggara, rute pasokan bahan baku yang hemat biaya telah ditetapkan. Demikian pula, produsen perlu secara akurat mengidentifikasi dan menganalisis pasar tekstil regional, nasional, dan internasional.
Faktor kunci lain bagi seseorang yang ingin menjadi produsen tekstil adalah kemampuan memperoleh dana yang memadai untuk memulai bisnis manufaktur. Membangun jaringan sumber keuangan adalah salah satu cara untuk mencari pendanaan. Riwayat kredit yang baik sangat penting, baik untuk memperoleh pendanaan awal dari bank atau investor, maupun dalam mengelola biaya produksi yang berkelanjutan setelah bisnis dimulai. Misalnya, pabrik di segmen lain dari rantai manufaktur, seperti pabrikan benang, dapat memberikan tarif khusus atau perpanjangan jangka waktu kredit kepada pabrik baru dengan kredit yang baik. Saluran distribusi yang sudah mapan mungkin juga bersedia membantu industri baru mencapai kehadiran pasar yang lebih solid dengan memberikan diskon awal atau memberikan waktu pembayaran untuk biaya bahan baku.