Seorang ahli biologi forensik menerapkan prinsip-prinsip biologi untuk aplikasi penegakan hukum. Ahli biologi forensik dapat bekerja di laboratorium dan di lapangan dengan berbagai macam zat dan sampel, dari bukti DNA yang perlu diidentifikasi hingga hewan yang perlu dinekropsi sebagai bagian dari penyelidikan. Ahli biologi forensik memiliki gelar dalam ilmu forensik, atau dalam biologi dengan konsentrasi forensik, dan mereka dapat bekerja untuk instansi pemerintah, laboratorium swasta, universitas, dan perusahaan konsultan.
Sejumlah disiplin ilmu dalam bidang biologi dapat diterapkan pada forensik. Seorang ahli botani forensik, misalnya, menangani bukti dari tanaman, mulai dari sampel bahan tanaman yang ditemukan pada korban yang dapat mengarahkan penyidik ke TKP hingga melacak pertumbuhan pohon yang dapat menunjukkan berapa lama kerangka telah terkubur di kuburan dangkal. . Ahli botani forensik bekerja dengan sampel serbuk sari, bunga, dan daun baik di lapangan maupun di laboratorium.
Ahli entomologi forensik bekerja dengan bug. Entomologi forensik adalah bidang yang relatif baru, menggunakan informasi tentang siklus hidup serangga untuk mengumpulkan data tentang kejahatan. Seorang ahli biologi forensik yang berfokus pada entomologi dapat membantu penyelidik menentukan waktu kematian dan di mana mayat mungkin berada. Mereka juga dapat menyumbangkan hal-hal berguna lainnya untuk tim; misalnya, serangga yang dikumpulkan dari tubuh dapat disaring untuk racun untuk memeriksa tanda-tanda racun yang mungkin ada di dalam tubuh ketika serangga mulai makan.
Seorang ahli biologi forensik tidak hanya tertarik untuk membantu menyelesaikan kejahatan terhadap manusia. Beberapa mengkhususkan diri dalam tugas-tugas seperti mengidentifikasi bagian-bagian dari spesies yang terancam punah, bekerja dengan lembaga penegak hukum untuk menghentikan perdagangan tulang, kulit, bulu, dan bulu dari hewan yang terancam punah. Ahli biologi forensik juga dapat menyelidiki dugaan kejahatan seperti keracunan hewan dan penganiayaan hewan, mengumpulkan bukti dari hewan dan TKP, dan mereka dapat terlibat dalam penyelidikan dugaan wabah penyakit pada populasi hewan yang dapat mengancam kesehatan hewan atau manusia.
Bukti biologis seperti kulit, rambut, gigi, dan sampel darah dapat diperiksa oleh ahli biologi forensik untuk mengumpulkan informasi tentang korban. Seperti ahli kimia forensik, ahli biologi forensik dapat melakukan analisis DNA. Seorang ahli biologi forensik juga dapat berpartisipasi atau melakukan otopsi untuk tujuan mengumpulkan informasi tentang cara dan waktu kematian seseorang yang telah meninggal, dan para profesional forensik ini dapat mengawasi pengumpulan bukti biologis dari orang-orang yang berkepentingan dalam suatu kejahatan.