Forensik mikroba adalah praktek ilmiah mengidentifikasi agen mikroba, asal-usul mereka, dan efek potensial dengan tujuan menyajikan temuan sebagai bukti hukum dan ilmiah. Bukti ini sangat penting untuk keberhasilan penuntutan kasus biocrime dan kelalaian medis. Proses biasanya terdiri dari pengumpulan spesimen, identifikasi agen, analisis risiko, dan validasi. Untuk berhasil mencapai persyaratan ini, forensik mikroba memerlukan kombinasi beberapa disiplin ilmu terkait termasuk genomik mikroba dan bioinformatika.
Identifikasi definitif ancaman biologis, sumbernya, dan tingkat risiko potensial yang terlibat adalah yang pertama dari dua fungsi inti forensik mikroba. Yang kedua adalah penyajian temuan dengan cara yang dapat dipertahankan secara ilmiah dan hukum. Fungsi pertama sangat penting dari perspektif penahanan dan berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa ketika bahaya biologis dihadapi. Fungsi kedua sangat penting untuk keberhasilan identifikasi dan penuntutan mereka yang bertanggung jawab atas ancaman tersebut. Kedua fungsi tersebut secara kolektif membentuk garis depan dalam pertahanan terhadap ancaman mikrobiologis.
Forensik mikroba tidak hanya digunakan dalam kasus bioterorisme. Insiden kelalaian medis, paparan yang tidak disengaja, dan biohazards yang terjadi secara alami juga dapat bermanfaat. Namun, mengidentifikasi dan menghubungkan agen biologis dengan sumber tertentu secara positif dapat lebih kompleks dan memakan waktu daripada proses forensik lainnya. Membuktikan secara meyakinkan asal-usul serangan biologis atau sumber paparan lainnya membutuhkan pendekatan multi-disiplin. Investigasi tipikal dapat mencakup beberapa bidang mikrobiologi yang terkait seperti genomik mikroba, filogenetik, dan bioinformatika.
Proses forensik mikroba biasanya melibatkan empat langkah. Yang pertama adalah pengumpulan sampel dari situs yang diduga terpapar. Ini perlu dilakukan dengan cara yang benar untuk menghindari kompromi integritas bukti. Langkah kedua adalah identifikasi positif dari agen mikroba dan potensinya sebagai mekanisme serangan biologis. Langkah ketiga melibatkan analisis multi-disiplin sampel untuk menetapkan profil genetik yang tepat untuk digunakan dalam penyelidikan selanjutnya. Langkah terakhir adalah validasi semua proses dan metode analitis untuk mengasimilasi bukti forensik.
Bagi mereka yang tertarik memasuki bidang forensik mikroba, komitmen pendidikannya bisa ketat. Kualifikasi entry level dasar mencakup gelar dalam biologi atau mikrobiologi yang mencakup virologi, mikrobiologi lingkungan, genetika mikroba, dan prinsip mikrobiologi. Gelar master yang mencakup toksikologi forensik, biologi forensik, prion dan virus, dan studi bakteri sering diperlukan. Bagi mereka yang tertarik dengan bidang ini pada tingkat pengajaran atau medis, gelar doktor diperlukan. Tergantung pada tingkat keterlibatannya, mahasiswa forensik mikroba dapat mencari untuk berinvestasi antara empat dan sebelas tahun di luar gelar dasar.