Rubrik berpikir kritis merupakan tipikal rubrik yang biasa digunakan oleh guru untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Ada banyak faktor, dan mereka berbeda dari satu rubrik berpikir kritis ke rubrik berpikir kritis berikutnya, tetapi sebagian besar faktornya serupa. Selain membantu dalam menilai laporan, rubrik ini memberikan standar bagi guru untuk menilai pemikiran kritis dan dapat membantu guru meningkatkan kemampuan berpikir kritis seluruh kelas. Masalah utama dari penggunaan rubrik ini adalah mungkin subjektif menurut pengguna dan bagaimana menurutnya siswa telah menerapkan berpikir kritis.
Mungkin orang yang paling umum menggunakan rubrik berpikir kritis adalah guru. Ini terutama digunakan untuk menilai seberapa baik seorang siswa telah menerapkan pemikiran kritis pada sebuah laporan, dan dapat digunakan untuk penilaian. Selain laporan, ini juga dapat digunakan untuk proyek lain atau sebagai sarana untuk memeriksa bagaimana siswa melakukan di luar tugas sekolah. Orang lain mungkin menggunakan rubrik ini untuk menilai kemampuan berpikir kritis mereka sendiri atau orang lain, tetapi rubrik biasanya dibuat untuk digunakan oleh guru.
Ketika rubrik berpikir kritis digunakan, ada banyak faktor yang digunakan untuk membuat skor berpikir kritis siswa secara keseluruhan. Faktor-faktor ini seringkali adalah tentang seberapa baik siswa mengambil referensi dalam konteks, kemampuan siswa untuk menjelaskan situasi atau referensi, dan kekuatan tesis atau tema siswa. Tergantung pada rubriknya, setiap faktor biasanya dapat diberi skor antara 1 dan 5, dengan 1 menunjukkan pemikiran kritis yang buruk.
Berpikir kritis sering dianggap sebagai kualitas yang baik yang coba dikembangkan oleh guru dalam diri siswa, dan rubrik berpikir kritis dapat membantu dalam hal ini. Dengan mengamati siswa, atau melalui penilaian pekerjaan kelas, rubrik ini dapat digunakan untuk menunjukkan kepada guru daya berpikir kritis rata-rata kelas. Dari sini, guru dapat mencoba untuk meningkatkan berpikir kritis, jika diperlukan.
Seperti kebanyakan rubrik, ada satu masalah yang mempengaruhi penggunaan rubrik berpikir kritis: subjektivitas guru. Misalnya, seorang guru dapat menilai siswa sebagai 3 untuk faktor tertentu, sementara yang lain mungkin menilai siswa pada 4. Dari cara sebagian besar rubrik dibuat, masalahnya harus minimal dan guru harus memberikan skor rata-rata yang sama, tetapi potensi masalah ini masih ada. Untuk alasan ini, guru mungkin harus menghadiri seminar untuk memahami standar apa yang harus diterapkan saat menggunakan rubrik.