Pemeriksa dokumen forensik mempelajari semua aspek dokumen untuk menentukan keaslian dan asalnya, termasuk tulisan tangan, ketik, sidik jari, pencetakan komersial, fotokopi, tinta, dan kertas. Analis mencari petunjuk yang mengarah ke pemalsuan seperti perubahan, penghapusan, penambahan dan penggantian dalam dokumen. Jika ditemukan, analis juga mencoba menentukan dari mana pemalsuan itu berasal dengan menunjukkan karakteristik uniknya. Beberapa dokumen yang paling sering diperiksa oleh analis termasuk surat wasiat, catatan medis, akta, lembar waktu, polis asuransi, catatan pajak penghasilan, perjanjian pinjaman, kontrak, cek, petisi pemilihan, dan surat yang tidak disebutkan penulisnya.
Pemeriksa dokumen forensik lebih suka bekerja dengan dokumen yang telah diawetkan dalam bentuk aslinya. Alasan untuk ini adalah karena detail tulisan dapat hilang saat dokumen disalin atau direproduksi, seperti melalui faks. Namun, pemeriksaan salinan dapat dilakukan jika salinannya berkualitas tinggi dan kasus tertentu memungkinkan untuk itu. Tergantung pada pemeriksa dan dokumennya, pemindaian resolusi tinggi dapat dianggap sebagai sampel yang sesuai.
Sebelum memeriksa suatu dokumen, seorang analis mungkin mencari dokumen lain untuk dibandingkan dengan dokumen aslinya. Analis berusaha untuk menemukan dokumen kedua yang valid yang sangat mirip dengan aslinya dalam hal gaya, cetakan dan kasus. Semakin dekat dokumen kedua menyerupai yang pertama, semakin besar kemungkinan pemeriksa dokumen forensik akan menyimpulkan studinya dengan hasil yang memuaskan.
Meskipun segudang detail yang dapat dipastikan oleh pemeriksa dokumen forensik, usia, jenis kelamin, dan tangan yang digunakan seseorang untuk menulis tidak dapat ditentukan. Demikian pula, sementara pemeriksa dokumen forensik dapat mengidentifikasi dokumen sebagai pemalsuan, menunjukkan dengan tepat identitas pemalsu cenderung tidak terjadi. Pemeriksa dokumen forensik juga dapat menganalisis dokumen yang telah ditulis dalam bahasa asing. Namun, hal ini mengharuskan analis untuk mengetahui secara khusus bahasa dan gaya penulisan di dalamnya. Misalnya, guratan yang membedakan berbeda-beda antar bahasa.
Pelatihan paling penting yang dialami oleh pemeriksa dokumen forensik berlangsung di samping pemeriksa dokumen forensik lainnya yang sudah mapan. Pelatihan langsung ini penting bagi setiap analis potensial, karena sebagian besar pekerjaannya adalah mampu mengetahui perbedaan antara variasi tulisan tangan satu orang dan perbedaan antara tulisan tangan dua orang yang berbeda. Pemeriksa dokumen forensik tidak boleh disamakan dengan grafolog. Yang terakhir mempelajari tulisan tangan dan mencoba mengungkap ciri-ciri kepribadian di dalamnya.