Kekurangan molibdenum sangat jarang terjadi, dan terjadi ketika tubuh kekurangan atau tidak dapat memecah mineral molibdenum. Ini adalah mineral yang membantu dalam detoksifikasi hati. Ini juga berfungsi sebagai kofaktor dalam banyak enzim yang penting untuk fungsi tubuh manusia. Persyaratan molibdenum tubuh relatif rendah jika dibandingkan dengan mineral lain yang dibutuhkannya, dan defisiensi molibdenum biasanya tidak terjadi di alam.
Sebagian besar kasus defisiensi molibdenum terjadi pada mereka yang lahir tanpa enzim yang diperlukan untuk memecah mineral, yang mengakibatkan gangguan metabolisme resesif yang sangat jarang. Hanya ada satu kasus defisiensi molibdenum didapat yang terdokumentasi dengan baik. Pasien mengalami detak jantung dan pernapasan yang cepat, rabun senja dan akhirnya menjadi koma.
Persyaratan molibdenum relatif rendah pada manusia. Selain itu, molibdenum dapat dengan mudah diperoleh melalui diet kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau tua, dan biji-bijian tertentu. Faktanya, kekurangan molibdenum tidak pernah diamati pada pasien yang benar-benar sehat. Mereka dengan risiko terbesar mengembangkannya adalah pasien yang diberi makan secara intravena. Bagi mereka yang menderita defisiensi molibdenum, perubahan pola makan atau mengonsumsi suplemen molibdenum dapat membalikkan kondisi tersebut.
Meskipun keduanya terhubung, defisiensi molibdenum tidak boleh disamakan dengan defisiensi kofaktor molibdenum. Defisiensi kofaktor molibdenum adalah gangguan metabolisme yang jarang terjadi di mana tubuh kekurangan enzim xanthine dehydrogenase, enzim aldehid oksidase, dan enzim sulfit oksidase. Semua enzim ini diperlukan untuk memetabolisme xanthine, basa yang diubah menjadi asam urat yang dibutuhkan untuk fungsi otak yang sehat. Kekurangan kofaktor molibdenum dapat menyebabkan gejala neurologis yang parah termasuk kejang dan koma.
Molibdenum sebagai mineral memiliki beberapa manfaat bagi tubuh manusia. Sangat penting untuk fungsi hati, membantu hati menyaring darah tubuh. Molibdenum mengatur metabolisme kalsium, magnesium, dan tembaga. Ini juga memfasilitasi penggunaan zat besi oleh tubuh, yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Molibdenum telah dikaitkan dengan pertumbuhan tulang dan menurunkan risiko kerusakan gigi. Beberapa penelitian bahkan mengaitkan mineral ini dengan risiko kanker perut dan kerongkongan yang rendah.
Terlalu banyak molibdenum bisa berdampak buruk bagi tubuh juga. Sejumlah besar molibdenum dapat menyebabkan tubuh menggunakan tembaga atau mengubah aktivitas alkaline phosphatase. Beberapa efek samping dari terlalu banyak molibdenum adalah diare, anemia, dan pembengkakan sendi. Meskipun mendapatkan terlalu banyak molibdenum tidak baik untuk tubuh, itu sama langkanya dengan kekurangan molibdenum, karena tubuh dengan cepat mengeluarkan mineral jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.