Sodium selenite adalah bentuk kimia selenium, yang merupakan mineral yang secara alami ada di kerak bumi. Suplemen ini merupakan kombinasi anorganik selenium, oksigen, dan natrium. Banyak petani menggunakan natrium selenit untuk meningkatkan kadar selenium pada domba, sapi, babi, dan kuda. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, manusia telah beralih ke suplemen untuk menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari kanker hingga penyakit hati. Kontroversi penggunaan manusia tetap, bagaimanapun, karena beberapa penelitian menunjukkan natrium selenite dapat menjadi racun pada dosis tinggi.
Selenium kimia dari natrium selenit memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu keunggulannya adalah suplemen tersebut bersifat antimikroba. Lain adalah bahwa dari semua bentuk anorganik selenium, termasuk asam monoselenodiacetic dan selenomethionine, natrium selenite telah terbukti paling berhasil dalam menggagalkan kanker dalam tes laboratorium. Kerugiannya, selain dari dugaan toksisitas, adalah bahwa senyawa natrium-selenium tidak tersedia secara hayati seperti selenium alami.
Selenium yang terjadi secara alami memberikan nutrisi ke otak dan organ tubuh lainnya. Ini juga merupakan detoksifikasi alami. Namun, banyak orang dan hewan kekurangan selenium. Kekurangan berbahaya karena, menurut penelitian medis yang diterbitkan, mereka dapat menyebabkan masalah reproduksi, kerusakan hati, dan fibrosis di pankreas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diatesis eksudatif dan distrofi otot juga dapat dikaitkan dengan tingkat selenium yang rendah.
Suplemen cair dan tablet yang mengandung sodium selenite digunakan untuk meningkatkan selenium dalam tubuh. Dosis dewasa rata-rata adalah sekitar 200 mikrogram per hari. Di luar nutrisi, suplemen ini digunakan sebagai terapi medis. Misalnya, dokter yang merawat pasien yang menderita kanker prostat terkadang meresepkan natrium selenit, sementara juga menggunakan pengobatan tradisional seperti radiasi, kemoterapi, dan hormon.
Ada dua alasan mengapa natrium selenite dapat membantu kanker prostat mengalami remisi. Pertama, ketika sel kanker terkena sodium selenite, mereka biasanya mulai mati. Kedua, senyawa kimia mencegah tumor berkembang. Penghentian pertumbuhan tumor ini terjadi karena sodium selenite membuat sel kanker tidak menerima sinyal dari reseptor androgen. Sinyal seperti itu diperlukan agar tumor ganas dapat berkembang.
Kritikus yang memperingatkan kemungkinan dampak racun dari mengambil terlalu banyak selenium kimia sering merekomendasikan bahwa manusia mencoba untuk mendapatkan natrium dari makanan organik. Makanan yang ditanam di tanah yang kaya akan selenium biasanya mengandung sejumlah besar selenium. Daging dari hewan yang telah diberi makan makanan yang tumbuh di tanah yang kaya selenium juga akan memiliki tingkat selenium yang bermanfaat. Sumber organik selenium dapat mencakup biji-bijian, telur, dan daging organ seperti hati dan ginjal. Namun, kadar selenium berkurang dalam makanan yang telah dimurnikan atau dimasak dengan panas tinggi dan kering.