Apa itu Glukosinolat?

Glukosinolat adalah nutrisi, atau senyawa sulfur organik, yang sering ditemukan di beberapa tanaman dalam genus Brassica. Senyawa organik yang ditemukan di glukosinolat dilaporkan mendetoksifikasi tubuh manusia dari karsinogen potensial. Kebanyakan manusia dapat mengkonsumsi senyawa dengan makan sayuran silangan dalam diet normal mereka. Derivatif seperti isothiocyanates, goitrin, dan sinalbin juga memberikan manfaat kesehatan tambahan bila dikonsumsi oleh manusia. Namun, penelitian telah mencatat bahwa glukosinolat terkadang mengganggu kesehatan hewan.

Para ilmuwan umumnya menggambarkan glukosinolat sebagai tioeter, istilah dalam kimia organik yang mengacu pada senyawa sulfur organik. Sifat sering terdiri dari bau belerang busuk dan panas, rasa pahit yang mirip dengan lobak atau mustard. Mereka juga terdiri dari zat gula yang dikenal sebagai tioglukosa, menurut Departemen Ilmu Hewan Universitas Cornell.

Menurut Linus Pauling Institute di Oregon State University, glukosinolat mengandung enzim dan antioksidan yang membantu tubuh melawan kanker payudara, paru-paru, dan usus besar, serta kanker kerongkongan, perut, dan prostat. Glucosinolates bekerja dengan bahan kimia seperti folat, flavonoid, dan vitamin C untuk membersihkan tubuh dari radikal bebas dan racun lainnya. Porsi sayuran cruciferous, kaya glukosinolat yang direkomendasikan seperti brokoli, kembang kol, dan kubis Brussel tetap tidak diketahui, tetapi para ahli menyarankan makan hingga lima porsi per minggu selain buah dan sayuran lainnya. Sayuran kaya glukosinolat lainnya termasuk sayuran berdaun hijau, seperti kangkung, kubis, dan sawi dan sawi, serta arugula, bok choy, dan lobak.

Turunan glukosinolat termasuk isothiocyanates, sinalbin, dan goitrin. Isothiocynate memberikan manfaat kesehatan tambahan melalui sayuran Brassica, sementara sinalbins menawarkan turunan glukosinolat yang kebanyakan ditemukan dalam biji sesawi. Goitrin juga mengandung senyawa berbasis belerang dan dapat ditemukan di kubis Brussel atau kubis. Sebagian besar turunan dan enzim dari senyawa organik ini terurai setiap kali orang memotong atau mengunyah sayuran.

Senyawa glukosinolat cenderung menguntungkan manusia karena ketersediaannya di tanaman silangan, tetapi hewan dilaporkan menderita efek samping. Penelitian mencatat bahwa tingkat tinggi senyawa organik mengganggu fungsi tiroid normal. Hewan ternak seperti babi dan unggas, misalnya, dapat mengalami keracunan glukosinolat, menurut Cornell. Gejala reaksi merugikan termasuk gondok, kerusakan hati, dan pertumbuhan terhambat, serta produksi telur yang buruk pada unggas. Upaya untuk mencegah keracunan termasuk menambahkan yodium ke pakan ternak untuk mencegah efek antitiroid.