Apa saja Jenis Latihan Ketahanan yang Berbeda?

Latihan yang dapat dilakukan dalam jangka waktu lama, seperti lari, bersepeda, berenang, atau aktivitas aerobik lainnya, adalah jenis latihan yang paling sering disebut sebagai latihan daya tahan. Daya tahan mengacu pada kemampuan untuk terus melakukan suatu aktivitas, dalam hal ini latihan, untuk jangka waktu yang lama. Latihan ketahanan yang khas kurang diarahkan pada penurunan berat badan atau pembentukan otot seperti latihan lainnya, dan lebih ditujukan untuk meningkatkan kekuatan sistem kardiovaskular, yang meningkatkan lamanya waktu seseorang dapat melakukan suatu aktivitas.

Salah satu contoh paling umum dari seorang atlet ketahanan adalah pelatihan pelari jarak jauh untuk maraton. Daya tahan kardiovaskular merupakan salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi berapa lama dan seberapa jauh pelari jarak jauh itu dapat berlari. Sistem kardiovaskular harus mampu memasok tubuhnya dengan pasokan energi yang stabil selama perlombaan. Untuk berlatih maraton, pelari mungkin tidak hanya berlari untuk latihan, tetapi juga bersepeda, berenang, dan melakukan jenis latihan lintas lainnya untuk memastikan bahwa sistem pernapasan dan peredaran darahnya dalam kondisi prima.

Terkadang, latihan daya tahan juga dimaksudkan untuk memasukkan jenis latihan yang meningkatkan daya tahan otot, bukan daya tahan kardiovaskular. Daya tahan otot memungkinkan otot untuk berulang kali melakukan tindakan yang sama terhadap jumlah resistensi yang sama untuk jangka waktu yang lama. Pelari maraton, atlet triatlon, pemain ski lintas alam, atau atlet ketahanan lainnya perlu mengembangkan daya tahan otot yang luar biasa serta daya tahan kardiovaskular. Latihan daya tahan otot harus merupakan aktivitas yang sama dengan yang dilakukan atlet untuk melatih otot-otot untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk jangka waktu yang lama. Misalnya, bahkan jika seorang pelari maraton menggunakan latihan silang untuk memperkuat jantung dan paru-paru, dia harus berlari cukup jauh dengan jarak yang cukup sering sehingga otot-ototnya siap dan tidak akan menjadi lelah selama maraton.

Komponen penting kedua dari daya tahan otot adalah latihan kekuatan. Meskipun secara teknis bukan latihan ketahanan, latihan kekuatan seperti angkat beban akan sangat meningkatkan daya tahan otot. Latihan latihan kekuatan yang terperinci dapat disesuaikan agar sesuai dengan tujuan individu, apakah tujuannya berlari atau bersepeda jarak jauh, ledakan kekuatan berulang seperti yang dibutuhkan untuk tenis atau seni bela diri, atau apa pun. Idealnya, seorang atlet harus memasukkan semua aspek latihan ini ke dalam rutinitas latihan ketahanannya. Pelari maraton yang sama mungkin berlatih silang untuk daya tahan kardiovaskular dan berlari serta mengangkat beban untuk daya tahan otot.