Intoleransi latihan mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk mencapai atau mempertahankan tingkat pengerahan tenaga yang dapat dilakukan oleh orang lain dengan kondisi umum dan tingkat kebugarannya. Ini bukan suatu kondisi itu sendiri melainkan gejala yang dapat menjadi akibat dari sejumlah penyebab yang mendasarinya. Masalah jantung adalah salah satu penyebab utama intoleransi olahraga, karena masalah jantung tertentu dapat mengurangi ketersediaan darah beroksigen ke berbagai otot tubuh. Penyakit otot metabolik juga dapat menyebabkan intoleransi untuk berolahraga, karena kondisi ini dapat menyebabkan otot individu tidak memiliki energi yang cukup. Kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa termasuk anemia, sindrom kelelahan kronis, dan sakit punggung, yang dapat menyulitkan untuk mempertahankan tingkat olahraga.
Banyak kondisi yang dapat mengakibatkan intoleransi olahraga melibatkan jantung atau otot-otot tubuh lainnya. Jantung khususnya dapat menderita kondisi seperti infark miokard, insufisiensi katup aorta, dan aritmia yang dapat mempengaruhi sirkulasi darah yang baik. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan sesak napas yang berkontribusi pada ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan tingkat aktivitas yang diinginkan saat berolahraga.
Penyebab lain dari intoleransi olahraga dapat ditelusuri ke penyakit otot metabolik. Kondisi ini biasanya mencegah mitokondria di dalam sel menghasilkan energi yang cukup, yang dapat menyebabkan kelelahan otot. Molekul yang seharusnya diubah mitokondria menjadi energi juga dapat berkumpul di dalam sel dan menyebabkan lebih banyak masalah. Karena otot tidak mampu bekerja dengan baik, intoleransi latihan juga bisa dialami.
Kondisi lain, seperti sindrom kelelahan kronis, anemia, dan nyeri kronis, semuanya dapat menyebabkan intoleransi olahraga juga. Setiap penyebab yang mendasari dapat bermanifestasi dengan cara yang berbeda, meskipun hasil akhirnya serupa. Nyeri punggung kronis tidak secara langsung menyebabkan sesak napas atau masalah otot, tetapi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat aktivitas yang diinginkan untuk berolahraga.
Untuk mengatasi intoleransi olahraga, sejumlah metode berbeda dapat digunakan. Hal ini terutama diperlukan selama rehabilitasi untuk individu yang menderita salah satu dari berbagai kondisi yang dapat mengakibatkan intoleransi terhadap olahraga. Fisioterapi pasif adalah salah satu metode yang dapat digunakan jika pasien benar-benar tidak dapat berolahraga sendiri. Tergantung pada penyebab yang mendasarinya, suplementasi oksigen dapat membantu, atau campuran helium dan oksigen dapat digunakan. Terapi kombinasi yang menggabungkan beberapa opsi ini mungkin berguna juga.