Tes Kebugaran Fisik Korps Marinir (PFT) adalah tes yang diberikan kepada Marinir untuk memastikan bahwa mereka tetap dalam kondisi fisik yang prima. Keterlibatan dalam Marinir membutuhkan fisik yang kuat dan mampu menangani situasi apa pun yang mungkin timbul, sehingga Korps Marinir mengharuskan semua Marinir dan cadangan yang aktif mengikuti dan berhasil menyelesaikan tes ini setidaknya sekali setahun. Mereka yang gagal lulus akan diteruskan ke Program Pengkondisian Perbaikan di mana mereka diberikan pelatihan kebugaran yang disesuaikan.
Marinir Pria yang mengikuti Tes Kebugaran Jasmani Korps Marinir harus menyelesaikan 20 pull-up mulai dari posisi “dead hang”. Bagian berikutnya dari tes membutuhkan menyelesaikan hingga 100 sit-up dalam waktu dua menit. Marinir harus memulai dengan punggung rata dan kemudian menyelesaikan crunch dengan tangan terlipat di dada. Bagian terakhir dari tes ini adalah menyelesaikan lari 3 mil secepat mungkin.
Marinir Wanita juga harus menyelesaikan 100 crunch dan lari tiga mil (4.83 km), tetapi tidak diharuskan melakukan pull-up. Mereka malah harus melakukan flexed-arm hang, di mana tujuannya adalah untuk menggantung dari pull-up bar dengan kedua tangan selama mungkin. Berada di posisi awal mengharuskan mereka melenturkan lengan sampai dagu menempel di atas mistar.
Berhasil lulus Tes Kebugaran Fisik Korps Marinir memerlukan kinerja yang cukup memadai pada setiap tes kebugaran. Pria harus melakukan setidaknya 3 pull-up, 40 hingga 50 crunch, dan berlari sejauh 33 menit atau lebih pendek (1.61 km). Wanita harus menyelesaikan satu mil 36 menit atau lebih pendek (1.61 km), 40 hingga 50 sit-up, dan gantung lengan tertekuk selama 15 detik.
Skor komposit Marinir harus ditambahkan hingga total minimum berdasarkan usia. Untuk pria dan wanita antara 17 dan 26, minimum adalah 135. Antara 27 dan 39 minimum adalah 110, antara 40 dan 45 adalah 88, dan untuk Marinir 46 atau lebih tua minimum adalah 65. Seorang Marinir yang memperoleh nilai minimum akan diklasifikasikan sebagai kelas 3. Idealnya, seorang prajurit harus dianggap setidaknya kelas 2, jika bukan kelas 1.
Berlatih keras sepanjang tahun adalah aspek terpenting untuk mengikuti Tes Kebugaran Fisik Korps Marinir. Banyak tentara berlatih sebentar sebelum ujian dan kemudian kembali ke gaya hidup vegetatif dan tidak sehat sesudahnya. Untuk mencegah perilaku seperti itu, pada tahun 2008 Marinir melengkapi PFT dengan Combat Fitness Test (CFT) yang dirancang untuk lebih memisahkan yang cocok dari yang tidak layak.