Apa itu Pyritinol?

Pyritinol adalah larut dalam air, obat semi-alami yang berasal dari vitamin B6. Ini juga dikenal sebagai pyrithioxine atau pyridoxine disulfide. Pyritinol dibuat pada tahun 1961 oleh Merck Laboratories, dan merupakan hasil penggabungan dua senyawa vitamin B6 pada molekul sulfurnya. Penggabungan mereka dengan cara ini dikenal sebagai jembatan disulfida.

Obat ini paling banyak digunakan di Eropa, di mana beberapa versi yang dipatenkan telah dikembangkan. Pada awal 1970-an, pyritinol dijual sebagai obat bebas (OTC) di banyak negara Eropa. Itu dipasarkan sebagai bantuan bagi mereka yang memiliki masalah fungsi kognitif atau memori, dan juga digunakan untuk mengobati anak-anak dengan gangguan belajar.

Ada beberapa negara, termasuk Inggris Raya, di mana pyritinol belum dilisensikan untuk digunakan, tetapi obat ini tersedia secara luas melalui Internet. Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) tidak memiliki posisi resmi pada pyritinol, dan obat tersebut relatif tidak dikenal di seluruh Amerika Utara. Tes klinis yang dilakukan pada awal 1990-an menunjukkan bahwa peserta yang menelan pyritinol mengalami peningkatan waktu reaksi, tetapi tidak menunjukkan peningkatan fungsi memori.

Di Amerika Serikat, paparan paling umum terhadap obat ini adalah sebagai suplemen makanan, bukan obat OTC. Suplemen Pyritinol termasuk dalam kelas senyawa yang dikenal sebagai nootropic, istilah yang diciptakan oleh seorang dokter Rumania pada tahun 1964. Senyawa nootropic dikatakan meningkatkan fungsi mental, termasuk kognisi dan memori. Mereka juga dikenal sebagai obat pintar atau penambah memori. Istilah nootropic adalah campuran dari dua kata Yunani, dan secara harfiah berarti pembengkokan pikiran.

Mekanisme aksi dimana senyawa nootropic beroperasi tidak sepenuhnya dipahami, dan kemanjuran obat tersebut belum didokumentasikan dengan baik. Ada beberapa aliran pemikiran tentang bagaimana senyawa ini diduga meningkatkan fungsi mental, termasuk teori bahwa mereka meningkatkan suplai oksigen otak, atau bahwa mereka mengubah ketersediaan neurokimia tertentu. Kognisi, memori, dan kecerdasan tidak mudah diukur, membuat pekerjaan menguji senyawa nootropic secara empiris menjadi sulit.

Salah satu dugaan manfaat utama yang ditawarkan oleh pyritinol adalah peningkatan kemampuan untuk mengirimkan glukosa ke otak. Tidak seperti semua bagian tubuh lainnya, otak hanya dapat berfungsi dengan memanfaatkan glukosa, dan tidak dapat mengandalkan lemak untuk menghasilkan energi. Otak juga tidak dapat menyimpan glukosa, dan karenanya harus memiliki suplai terus menerus. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1980, pasien dengan tingkat pengambilan glukosa otak pada 50% dari normal melihat peningkatan yang signifikan ketika pyritinol digunakan. Pada individu yang sehat, peningkatan penyerapan glukosa ini secara teoritis akan diterjemahkan menjadi peningkatan energi, dan fungsi otak yang lebih cepat.