Sard adalah bentuk kalsedon oranye-merah hingga merah kecoklatan yang digunakan secara luas di dunia kuno untuk perhiasan, segel, dan regalia keagamaan. Seperti bentuk kalsedon lainnya, sard terutama terdiri dari kuarsa, yang secara kimia dikenal sebagai silikon dioksida. Warnanya berasal dari oksida besi yang merembes ke dalam batu saat sedang terbentuk, sering kali menciptakan pita warna di dalam batu yang sudah jadi. Sard agak tembus pandang, dan sering ditandai dengan pita atau bintik putih.
Dalam warna dan komposisi, sard pada dasarnya identik dengan akik. Beberapa orang menyatukan kedua batu tersebut, karena keduanya berwarna coklat kemerahan dan secara kimiawi identik. Namun, yang lain lebih memilih untuk membedakan batu coklat kemerahan yang kuat sebagai akik, dan batu yang lebih oranye hingga kuning sebagai sard. Dalam kedua kasus, jika sebuah batu dipasarkan sebagai “sardium”, itu adalah bentuk kalsedon yang telah diwarnai untuk mencapai warna yang kaya dan jenuh yang diinginkan.
Nama itu mungkin berasal dari sered, sebuah kata Persia yang berarti “merah kekuningan.” Pliny percaya bahwa batu itu dinamai kota Sardis, sebuah kota di kerajaan Lydia, yang terletak di Turki modern. Namun, kata Persia adalah penjelasan yang lebih mungkin untuk nama batu itu, terutama ketika orang menganggap bahwa sard digunakan untuk membuat stempel resmi di dunia Persia, serta ornamen keagamaan.
Baik pria maupun wanita mengenakan sard, dan banyak contoh perhiasan Yunani dan Etruria termasuk spesimen sard berukir yang menakjubkan. Batu itu sangat cocok untuk ukiran, dan sering digunakan dalam bentuk ukiran. Orang Mesir membuat scarab suci dari sard dan perhiasan membuat manik-manik sard atau akting cemerlang dengan hati-hati mengukir batu berwarna-warni. Sard terus digunakan dalam perhiasan dalam bentuk polos dan ukiran. Potongan besar sard berwarna khas dapat dipotong menjadi cabochon atau potongan bulat besar lainnya untuk memamerkan kerumitan warna dan lapisan batu.
Untuk merawat perhiasan sard, cobalah untuk menghindari batu dari bahan kimia keras dan sinar matahari yang berlebihan. Sard dapat retak atau pecah, sehingga harus dipakai dengan hati-hati dan tidak terbanting atau terbentur permukaan yang keras. Jika batu menjadi terkelupas atau kusam, dapat dipoles ulang oleh toko perhiasan, meskipun mungkin juga diminyaki untuk menghidupkan kembali kilaunya. Jika batu sudah terpasang, periksa secara berkala untuk memastikan bahwa pengaturannya kuat, sehingga sard tidak akan terlepas.