Apa itu Keranjang Kulit?

Keranjang kulit kayu yang dilipat mirip dengan yang dibuat secara spontan oleh para perintis untuk membawa buah beri liar ke rumah. Keranjang kulit kayu dimulai dengan sepotong kulit pohon berbentuk persegi panjang. Pembuatnya menilai bagian tengah dengan dua busur melengkung, mirip dengan mata kucing atau bentuk sepak bola memanjang. Langkah ini membentuk dasar keranjang, sehingga melipat mirip dengan kotak yang menampung kentang goreng cepat saji. Pembuat keranjang kulit kayu kemudian mengikat sisi-sisinya, membuat pita untuk menstabilkan tepi atas dan menambahkan pegangan atau tali pengikat.

Pada zaman perintis, keranjang kulit kayu dianggap sekali pakai, tindakan sementara untuk membawa pulang buah beri. Perintis bisa membuat keranjang dengan cepat. Pada zaman primitif, keranjang kulit kayu kemungkinan besar diikat dengan menggunakan penusuk yang terbuat dari tulang, kayu atau tanduk sebagai jarum. Kulit bagian dalam pohon hickory kadang-kadang digunakan untuk tali keranjang kulit kayu.

Pembuat keranjang saat ini juga menggunakan metode ini untuk membuat ransel dan wadah lain yang tahan lama, seperti keranjang sampah atau keranjang cucian. Waktu terbaik tahun untuk menghilangkan kulit dari pohon adalah musim semi atau awal musim panas, karena ini adalah saat kulit paling mudah dipisahkan dari kayu. Kulit kayu paling fleksibel segera setelah dikeluarkan, jadi pembuat keranjang kulit kayu harus memiliki semua persediaan yang tersedia.

Poplar, willow, ash, tulip dan berbagai pohon konifer digunakan untuk membuat keranjang kulit kayu. Saat mengambil potongan kulit kayu untuk dijadikan keranjang, pohon itu bertahan selama potongan itu tidak menutupi seluruh keliling batang. Keranjang kulit kayu akan menjadi lebih kuat dan lebih ringan seiring bertambahnya usia.

Orang sering terkejut mengetahui bahwa tidak semua keranjang ditenun. Keranjang kulit kayu sekarang menjadi koleksi langka dari sejarah. Karena dianggap sekali pakai, tidak banyak yang ada. Selama bertahun-tahun, banyak dari mereka yang belajar membuat keranjang kulit kayu dari orang tua mereka telah meninggal, dan keterampilan membuat keranjang menjadi langka.

Beberapa sejarawan mencatat teknik dan cerita kerajinan dan telah menemukan bahwa keranjang kulit kayu sering diabaikan oleh museum dan cerita rakyat. Sekarang, para sejarawan ini menemukan, mengukur, mempelajari, dan mendokumentasikan keranjang-keranjang tua itu. Para perintis juga membuat barang-barang lain, seperti gubuk, rumah, kano dan perahu, dari kulit kayu selama bertahun-tahun.