Apa itu Turbulensi Bangun?

Wake turbulence mengacu pada pergerakan udara yang kacau yang mengikuti pesawat saat bergerak melalui atmosfer. Ada dua elemen utama: vortisitas ujung sayap dan jetwash. Turbulensi saat bangun bisa berbahaya jika ada pesawat lain yang terjebak di dalamnya.

Vortisitas ujung sayap adalah tabung turbulensi sempit yang berputar ke belakang dari ujung setiap sayap pesawat saat menghasilkan gaya angkat. Mereka menciptakan hambatan pada pesawat dan juga merupakan komponen turbulensi yang paling penting dan berbahaya. Pusaran ujung sayap dapat tetap berada di udara hingga tiga menit dan jauh lebih stabil daripada jetwash. Jetwash adalah turbulensi yang terjadi akibat gas yang dikeluarkan dari mesin pesawat jet saat terbang. Ini lebih kacau daripada pusaran ujung sayap, tetapi juga berumur lebih pendek.

Wake turbulence menghadirkan ancaman khusus saat mendarat dan lepas landas. Selama bagian penerbangan ini, pesawat bergerak relatif lambat dan pada sudut kemiringan yang tinggi, memaksimalkan pembentukan vortisitas ujung sayap. Pesawat-pesawat juga berada paling dekat satu sama lain selama lepas landas dan mendarat, meningkatkan kemungkinan salah satu tersangkut di belakang pesawat lain. Akhirnya, pesawat berada dekat dengan tanah saat ini, membuat pemulihan menjadi sulit jika pesawat terjebak dalam turbulensi bangun.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah cabang dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengatur pesawat kelas lalu lintas udara internasional berdasarkan Maksimum Take Off Mass (MTOM) dan telah mengembangkan aturan untuk meminimalkan kemungkinan bahaya dari turbulensi bangun. Menurut pedoman ICAO, pesawat harus menunggu waktu minimum antara lepas landas atau mendarat setelah pesawat lain tergantung pada MTOM masing-masing pesawat. Potensi bahaya terbesar dari wake turbulence terjadi ketika pesawat ringan mendarat mengikuti pesawat berat. Selain menjaga jarak yang disarankan, penerbang pesawat ringan harus tetap sejajar atau di atas jalur pesawat berat.