Apa itu Kopling Katrol?

Banyak kendaraan memiliki cengkeraman katrol untuk memungkinkan beberapa komponen yang digerakkan oleh sabuk bebas berputar saat tidak digunakan. Kopling berfungsi dengan menarik saat aksesori dibutuhkan dan melepas saat tidak diperlukan. Ini dapat membantu mengurangi hambatan pada mesin dan meningkatkan efisiensi bahan bakar, sekaligus mengurangi keausan pada komponen itu sendiri. Kopling katrol paling sering ditemukan pada kompresor AC, sedangkan variasi termostatik sering digunakan pada kipas pendingin yang digerakkan oleh sabuk. Alternator tertentu juga dapat dirancang dengan kopling katrol, sehingga dapat terus berputar pada putaran per menit (RPM) yang lebih tinggi daripada mesin itu sendiri selama periode singkat.

Kompresor AC biasanya dirancang dengan jenis kopling puli sentrifugal. Kopling jenis ini secara alami dapat melepaskan poros internal kompresor dari puli saat berputar. Sinyal listrik kemudian dapat menyebabkan kopling menghubungkan kembali katrol ke poros ketika AC dihidupkan. Refrigeran rendah atau sakelar yang buruk berpotensi menyebabkan kopling bekerja dan terlepas dengan cepat, menghasilkan kebisingan yang tidak diinginkan dan fluktuasi RPM mesin.

Kipas pendingin yang digerakkan oleh sabuk sering kali memiliki kopling kipas yang dikontrol secara termostatik. Kopling puli jenis ini biasanya dirancang dengan kopling kental dan berisi strip bimetal yang berfungsi sebagai termostat. Jika mesin mulai bekerja terlalu panas, strip bimetal dapat menyebabkan viscous coupler bekerja. Hal ini dapat memungkinkan kopling puli bergerak bebas sebelum mesin memanas dan kemudian menarik udara melalui radiator setelah mesin panas.

Kegagalan kopling kipas berpotensi menyebabkan mesin menjadi terlalu panas atau mencegahnya mencapai suhu operasinya. Kopling kipas yang tidak dapat digunakan dapat menyebabkan mesin menjadi terlalu panas di bawah beban berat atau saat berhenti. Jika kopling kipas macet dalam posisi aktif, hal itu dapat mengakibatkan kebisingan yang berlebihan, penghematan bahan bakar yang buruk, atau mesin yang tidak pernah memanas dengan benar. Hal ini selanjutnya dapat mengurangi jarak tempuh gas dan juga bermanifestasi dalam suhu dingin di ventilasi pemanas karena cairan pendingin di inti pemanas tidak pernah menjadi panas.

Kebanyakan alternator memiliki katrol padat, meskipun beberapa mungkin dirancang dengan kopling katrol alternator. Alih-alih membiarkan unit terlepas saat tidak digunakan, ini sering dirancang untuk memungkinkan alternator berputar bebas pada RPM tinggi saat RPM mesin dikurangi. Karena alternator akan cenderung menghasilkan output ampere yang lebih rendah pada RPM yang lebih rendah, ini memungkinkan alternator untuk terus menghasilkan output yang lebih tinggi ketika putaran mesin diturunkan untuk waktu yang singkat.