Lambung terowongan adalah jenis desain lambung kapal yang menggunakan dua spons atau lambung terpisah yang diposisikan sejajar satu sama lain dengan bagian tengah padat yang menjebak udara di antara kedua lambung. Desain lambung terowongan ini banyak digunakan dalam balap perahu motor karena jumlah gaya angkat dan kecepatan aerodinamis yang terkait dengan desain lambung. Katamaran sering keliru diidentifikasi sebagai lambung terowongan, namun katamaran memiliki lambung yang lebar dengan bagian tengah yang umumnya terbuka. Desain lambung terowongan juga digunakan dalam konstruksi beberapa kayak, menciptakan platform yang jauh lebih stabil untuk pemula.
Menempatkan dua lambung sejajar satu sama lain dan berjarak sedikit terpisah, lambung terowongan menciptakan desain yang stabil yang mengendarai air dalam jumlah yang lebih sedikit daripada desain lambung V berukuran sebanding. Dalam balap perahu motor, lambung terowongan digunakan untuk menciptakan gaya angkat dengan menjebak udara di bawah bagian tengah lambung kapal. Hal ini memungkinkan kapal bergerak di air lebih mudah daripada desain lambung lainnya, sehingga menghasilkan kapal yang lebih cepat dalam banyak kasus. Dengan melampirkan kokpit di setiap lambung, kapal menjadi jauh lebih aerodinamis daripada gaya kokpit terbuka perahu.
Umumnya menggunakan mesin di setiap lambung, lambung terowongan mampu mencapai kecepatan tertinggi yang dapat menyebabkan kecelakaan blow-over yang berbahaya. Blow-over adalah ketika bagian depan kapal mulai naik dan keluar dari air di atas bantalan udara yang terperangkap di antara lambung kembar. Jika throttle tidak dilonggarkan, memungkinkan lambung untuk kembali ke air, akhirnya bisa terus naik melewati point of no return. Ketika kondisi ini terjadi, perahu akan terbalik sepenuhnya dan biasanya mendarat terbalik di air.
Banyak tim balap yang menggunakan lambung terowongan mengandalkan sistem oksigen on-board untuk memberikan udara pernapasan kepada awak kapal saat kapal mengalami ledakan. Tangki oksigen yang dipompa ke helm kru dapat membantu mempertahankan kehidupan sampai kapal penyelamat tiba di lokasi kecelakaan. Sebagian besar tim lambung terowongan memposisikan pengemudi di satu sisi kapal dan seorang pria throttle di sisi lain. Pengemudi mengarahkan perahu dan bertanggung jawab untuk menemukan pelampung belok dan tetap berada di jalur. Throttle man bertanggung jawab untuk mempercepat dan memperlambat motor, serta memantau fungsi mesin penting seperti tekanan oli dan suhu.