Apa itu Laba Ritel?

Laba eceran dapat dipahami dengan cara yang berbeda, tetapi penjelasan sederhananya adalah bahwa itu adalah perbedaan antara unit yang dibeli oleh pengecer dan unit yang dijual. Ini adalah penjelasan yang sangat sederhana, dan memahami dengan tepat bagaimana sebuah perusahaan melaporkan laba, jika laba diperoleh, bisa menjadi jauh lebih kompleks. Apa yang merupakan biaya atau pengeluaran dan apa yang merupakan uang yang dihasilkan seringkali bergantung pada pengecer tertentu, meskipun ada beberapa pedoman yang diikuti sebagian besar perusahaan, terutama ketika mereka melaporkan keuntungan ke segala bentuk agen pajak.

Jenis laba eceran yang dijelaskan dalam kalimat pertama artikel ini tidak memadai untuk menentukan laba yang sebenarnya diperoleh perusahaan. Ini karena pengecer memiliki pengeluaran lain yang ada di luar pembelian barang yang akan mereka jual kepada pelanggan. Mereka harus memiliki atau menyewa etalase, mengkonsumsi listrik, membayar karyawan, memelihara properti dan memperhitungkan kerugian properti dari situasi seperti pencurian. Meskipun mungkin untuk mendapatkan keuntungan eceran kotor hanya dengan mengurangkan biaya barang yang dijual dari biayanya ke pengecer, angkanya tidak terlalu berarti tanpa memperhitungkan pengeluaran lain ini.

Cara yang lebih kompleks untuk mengevaluasi laba ritel adalah dengan melihat total penjualan bersih dan kemudian mengurangi semua biaya lainnya darinya. Di sini, bahkan penjualan bersih berarti sesuatu yang berbeda dari total penjualan. Penjualan bersih juga memperhitungkan barang-barang yang telah dikembalikan dan yang rusak dan tidak dapat dijual, atau belum dijual kembali. Angka ini jauh lebih akurat, mewakili uang yang sebenarnya dihasilkan.

Dalam akuntansi laba eceran bersih, perbandingan barang-barang tertentu yang dijual dan semua uang yang disumbangkan untuk menjalankan bisnis memberikan pengertian yang sebenarnya apakah sebuah toko benar-benar menghasilkan uang. Keuntungan hanya diperoleh jika penjualan bersih melebihi pengeluaran — jika tidak, ini dianggap sebagai kerugian, bukan keuntungan.

Menghitung penjualan eceran yang sebenarnya bisa menjadi jauh lebih rumit karena pengecer sering menginvestasikan uang untuk barang-barang yang belum mereka jual. Mungkin satu hal untuk mengurangi biaya barang dari harga jualnya, tetapi terkadang barang tidak terjual dengan baik atau didiskon di bawah harga jual aslinya, dan merupakan kerugian saat dijual. Jika stok eceran tidak bergerak cepat, toko bisa berakhir dengan menggunakan diskon dan kelonggaran yang tajam, dan meskipun ini membantu memindahkan stok, itu mungkin tidak menghasilkan keuntungan apa pun.

Laba eceran juga dapat dilihat sebagai salah satu cara pengecer menentukan apa yang harus dibawa dan bagaimana menentukan harga apa yang mereka bawa. Tujuannya selalu untuk menghasilkan keuntungan, karena hanya dengan begitu pengecer dapat bertahan dalam bisnis. Pengecer yang cerdas harus menentukan cara meminimalkan pengeluaran dan harga barang yang akan dijual agar keuntungan maksimal. Selain itu, mereka biasanya menggunakan laporan laba masa lalu untuk menetapkan tujuan persentase laba masa depan yang ingin mereka capai.