Apa Hubungan antara Motivasi dan Kepuasan Kerja?

Motivasi karyawan dan kepuasan kerja adalah konsep simbiosis. Kepuasan kerja yang tinggi secara langsung terkait dengan motivasi yang tinggi dan sebaliknya. Semakin puas dan puas karyawan merasa dalam peran pekerjaan tertentu, semakin termotivasi karyawan untuk mengelola tanggung jawab pekerjaan secara efektif. Survei dari berbagai industri menunjukkan bahwa karyawan dengan rasa motivasi yang tinggi juga melaporkan rasa kepuasan kerja yang lebih kuat. Peningkatan kepuasan kerja, oleh karena itu, mengarah pada rasa motivasi pribadi dan profesional yang lebih tinggi, dan juga, motivasi yang kuat menghasilkan lebih banyak kepuasan dalam pekerjaan tertentu.

Dalam hal motivasi dan kepuasan kerja, pengusaha telah mencari, mempelajari, dan mendiskusikan berbagai konsep untuk meningkatkan keduanya. Berdasarkan berbagai studi dan survei tempat kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja termasuk lingkungan kerja dan budaya organisasi, kompensasi, serta peluang untuk pertumbuhan profesional. Kemampuan karyawan untuk menyeimbangkan tuntutan karir dan komitmen pribadi juga penting. Jika seorang karyawan merasa majikan memenuhi kebutuhan mereka dalam hal ini, mereka cenderung merasa termotivasi untuk tampil di atau di atas standar perusahaan dan melaporkan merasa lebih bahagia dengan pilihan karir mereka.

Studi menunjukkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja yang rendah berdampak buruk pada moral, sikap karyawan, dan selanjutnya, keinginan atau motivasi lebih lanjut untuk menjadi produktif. Karyawan yang tidak bahagia memiliki sedikit alasan untuk membantu organisasi agar berhasil dan karena itu menunjukkan sedikit motivasi atau minat pada tujuan organisasi. Berfokus pada peningkatan kepuasan kerja akan mendorong tingkat produktivitas yang lebih tinggi, mengurangi pergantian karyawan, dan mengurangi ketidakhadiran yang salah. Demikian juga, tindakan tersebut tidak hanya meningkatkan pengurangan, ketidakhadiran, dan produktivitas, tetapi juga kesehatan mental dan fisik karyawan, yang selanjutnya mengurangi masalah dengan ketidakhadiran yang sah serta penurunan produktivitas yang terkait dengan stres dan kelelahan kerja.

Memotivasi karyawan dan dengan demikian meningkatkan kepuasan kerja secara keseluruhan adalah seni dan juga sains. Memahami psikologi manusia lebih melengkapi manajer, supervisor, dan profesional sumber daya manusia untuk mengatasi masalah motivasi dan kepuasan kerja. Tingkat upah, tunjangan, dan ruang kerja fisik adalah contoh faktor motivasi ekstrinsik atau eksternal, yang menurut banyak penelitian tempat kerja, memiliki efek paling kecil pada motivasi dan menghasilkan kepuasan kerja paling sedikit. Atau, motivasi intrinsik, seperti tujuan pribadi atau profesional, harga diri, dan pekerjaan yang menantang atau menarik, telah ditunjukkan dalam banyak penelitian memiliki dampak yang lebih besar pada motivasi karyawan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, pengusaha yang fokus pada faktor motivasi diri daripada motivasi eksternal lebih mungkin untuk mempertahankan karyawan yang melaporkan kepuasan dengan lingkungan kerja mereka.