Laporan laba ditahan adalah istilah akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan jenis tertentu dari neraca. Laporan laba ditahan merinci berapa banyak laba yang ditahan perusahaan dalam periode waktu tertentu. Jumlah laba ditahan berbeda dari periode ke periode dan pernyataan ini menunjukkan perbedaan tersebut. Ini bisa berupa neraca terpisah yang disertakan dengan informasi akuntansi yang diberikan kepada investor dan IRS, atau dapat dicantumkan di neraca lain saat akuntansi selesai.
Ketika sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan, pendapatan itu disebut sebagai pendapatan. Beban dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan laba bersih, atau laba yang sebenarnya dihasilkan perusahaan. Ini semua dicatat di neraca.
Uang yang dibawa perusahaan kemudian digunakan dalam beberapa cara berbeda. Beberapa dibayarkan kepada karyawan. Dalam perusahaan terbuka, beberapa mungkin dibagikan dengan investor dalam bentuk dividen, atau pembayaran tunai kepada investor yang memiliki saham. Beberapa di antaranya juga disimpan oleh perusahaan.
Uang yang disimpan oleh perusahaan dicatat sebagai laba ditahan. Jumlah pendapatan yang disimpan perusahaan bervariasi dari periode ke periode. Satu bulan, misalnya, sebuah perusahaan dapat menyimpan sebagian besar pendapatannya jika pengeluarannya rendah, gajinya rendah, atau tidak membagikan dividen. Pada periode berikutnya, perusahaan mungkin menyimpan sedikit dari pendapatannya. Hal ini menyebabkan laba ditahan perusahaan berubah atau berfluktuasi.
Fluktuasi laba ditahan dilacak pada laporan laba ditahan. Pernyataan tersebut umumnya harus disiapkan dengan cara tertentu, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Menurut prinsip GAAP, laporan biasanya disiapkan dengan mentransfer angka dari dokumen keuangan dan neraca lainnya. Misalnya, laporan laba rugi bersih dapat digunakan untuk menghasilkan angka awal pada laporan laba ditahan, yang kemudian dikurangi biayanya.
Laporan laba ditahan menunjukkan ekuitas saat ini yang dimiliki perusahaan. Di perusahaan publik, pernyataan tersebut menunjukkan berapa banyak ekuitas pemegang saham yang ada, atau berapa banyak uang tunai yang dimiliki pemegang saham sebagai akibat kepemilikan saham mereka di perusahaan. Di perusahaan swasta, saldo laba ditahan pada pernyataan ini disebut sebagai ekuitas pemilik. Ini bisa menjadi penting untuk tujuan pajak.