Kepemimpinan strategis adalah pola pikir daripada proses. Orang-orang yang memimpin organisasi — biasanya pemilik atau eksekutif — harus dapat menginspirasi mereka yang bekerja di perusahaan. Kepemimpinan adalah tentang menyelesaikan tugas melalui orang-orang dan bukan karena mereka. Berbagai jenis kepemimpinan strategis termasuk otoritatif, partisipatif, atau delegatif. Sementara kepemimpinan sering dimulai dengan satu individu, sifat dan karakteristiknya harus dibagikan kepada orang lain untuk menyelesaikan tujuan strategis perusahaan.
Gaya kepemimpinan strategis otoritatif adalah pendekatan top-down. Pemimpin lebih memerintah dalam strategi mereka dan menuntut pencapaian tujuan. Daripada berkolaborasi dengan individu, pemimpin yang berwibawa akan lebih langsung. Pemimpin ini percaya untuk tetap berada di atas keributan pekerjaan sehari-hari sambil mengarahkan dan mengendalikan aktivitas orang lain. Meskipun seorang pemimpin yang berwibawa bisa berhasil, para pekerja mungkin akan segera membenci gaya kepemimpinan yang keras ini.
Pemimpin partisipatif biasanya kebalikan dari pemimpin otoritatif. Di sini, gaya kepemimpinan strategis ini menuntut interaksi dari pemimpin bersama dengan karyawan. Pemimpin membantu menyelesaikan beberapa tugas dan sering bekerja bersama orang lain saat menyelesaikan tugas atau aktivitas strategis. Budaya tertentu mungkin lebih kondusif dengan kepemimpinan partisipatif daripada yang lain. Pola pikir dari suatu budaya mungkin menuntut lebih banyak interaksi dengan pekerja daripada memerintah karyawan yang biasa dilakukan setiap hari.
Gaya kepemimpinan ketiga — kepemimpinan delegatif — dapat menjadi gaya kepemimpinan strategis hibrida jika dibandingkan dengan dua gaya sebelumnya. Di sini, seorang pemimpin mendelegasikan tugas-tugas yang tidak penting kepada karyawan saat mengerjakan tugas atau aktivitas manajemen tingkat atas yang spesifik. Kepemimpinan strategis yang berada di bawah pola pikir ini sering berfokus pada kerja tim dan penyelesaian tugas yang lebih kecil melalui banyak individu untuk mencapai tujuan skala besar. Pendelegasian bisa menjadi teknik manajemen yang sulit untuk dipelajari. Pemimpin harus tahu tugas mana yang harus didelegasikan dan kemudian tidak terlibat dalam manajemen mikro jika karyawan menyelesaikan tugas dengan cara yang berbeda.
Tipe kepribadian juga dapat memainkan peran dalam berbagai jenis kepemimpinan strategis. Misalnya, individu mungkin baik hati dan bertindak seperti orang tua atau visioner dalam bisnis. Kepribadian seorang individu adalah tambahan untuk gaya kepemimpinan strategis dan dapat menambah atau menguranginya. Budaya organisasi akan segera mengambil gaya pemimpin dalam banyak kasus. Hal ini menciptakan nada dan budaya dalam organisasi dimana karyawan akan bekerja dengan atau tidak suka ketika bekerja di perusahaan.