Apa Hubungan antara Kebijakan Moneter dan Siklus Bisnis?

Ekonomi adalah konglomerat besar individu, bisnis, peraturan, kebijakan pemerintah, dan fenomena. Dua aspek penting dari ekonomi pasar adalah kebijakan moneter dan siklus bisnis. Yang pertama mewakili kebijakan pemerintah mengenai jumlah uang beredar dan suku bunga, sedangkan yang kedua adalah siklus tahapan yang terjadi secara alami, dari pertumbuhan ke puncak ke kontraksi ke palung. Sementara ekonomi pasar secara alami melewati setiap tahap, pemerintah dapat mempengaruhi siklus bisnis melalui penggunaan kebijakan moneter, oleh karena itu hubungan langsung antara keduanya. Sayangnya, kebijakan moneter dan siklus bisnis dapat memiliki efek negatif yang tidak diinginkan.

Ekonomi pasar terutama bergantung pada individu dan bisnis yang berada di lokasi umum untuk memindahkan sumber daya di antara pengguna. Pertumbuhan terjadi secara alami karena permintaan barang atau jasa meningkat untuk barang-barang tertentu. Inflasi, yang secara klasik didefinisikan sebagai terlalu banyak dolar mengejar beberapa barang, dapat terjadi karena pertumbuhan. Ini dapat memperbaiki dirinya sendiri setelah pemasok dapat meningkatkan sisi penawaran dari persamaan ekonomi. Kebijakan moneter dan siklus bisnis cenderung memulai hubungannya pada tahap pertumbuhan.

Pemerintah dapat memutuskan untuk mendorong pertumbuhan melalui penggunaan bank sentral atau lembaga ekonomi lain yang menetapkan kebijakan moneter. Dengan meningkatkan jumlah uang beredar melalui tingkat retensi bank yang rendah dan tingkat bunga yang rendah, pertumbuhan dapat dimulai karena kemudahan mengakses uang. Bisnis dapat berkembang, dan individu memiliki kemampuan untuk membeli lebih banyak barang atau barang yang lebih mahal daripada sebelum kebijakan ditetapkan. Namun, kesulitan muncul karena inflasi yang tidak wajar dapat terjadi melalui kebijakan moneter yang longgar, dan siklus bisnis mulai mencapai puncaknya lebih awal. Puncak awal dalam tahap pertumbuhan berarti perusahaan tidak dapat berkembang, dan harga barang dapat naik karena pasokan yang lebih rendah dan permintaan yang stabil atau lebih tinggi karena tingkat uang yang meningkat bagi individu untuk membeli barang.

Hasil dari kebijakan moneter yang longgar dan inflasi yang merajalela dapat mengakibatkan pemerintah perlu memperketat kebijakan moneter. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan ini adalah dengan membalikkan kebijakan moneter yang longgar, yang berarti tingkat retensi bank yang tinggi untuk uang yang disimpan dan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk pinjaman. Hasilnya adalah lebih sedikit uang dalam ekonomi pasar secara keseluruhan dimana individu dan bisnis dapat membeli sumber daya atau barang, masing-masing. Di sini, kebijakan moneter dan siklus bisnis dapat mengakibatkan kontraksi yang dimulai ketika penawaran dan permintaan turun. Perusahaan mungkin mulai melikuidasi, dan individu tidak akan memiliki daya beli yang sama karena lebih sedikit dolar membatasi kemampuan mereka untuk membeli barang mewah — barang yang tidak perlu — dalam perekonomian.