Apa Model Permintaan Agregat yang Berbeda?

“Permintaan agregat” adalah istilah yang digunakan dalam ekonomi makro untuk menggambarkan jumlah total barang dan jasa yang diminta dan dipasok dalam suatu perekonomian untuk periode waktu tertentu. Analis makroekonomi mungkin mengacu pada permintaan agregat sebagai pengeluaran total untuk periode waktu tertentu. Permintaan agregat dan pengeluaran agregat adalah dua jenis model permintaan agregat. Model matematika ini paling sering digambarkan sebagai kurva pada grafik penawaran dan permintaan.

Permintaan agregat suatu negara sering dibahas dalam hubungannya dengan produk domestik bruto (PDB) karena kedua model memiliki hubungan terbalik. Harga naik ketika permintaan agregat naik, yang menurunkan PDB. Hubungan ini menciptakan kurva yang khas dari model permintaan agregat.

Perekonomian jatuh di suatu tempat pada kurva permintaan agregat. Ekonomi yang lebih rendah pada kurva memiliki barang dan jasa dengan harga lebih rendah tetapi PDB lebih tinggi. Kebalikannya juga benar. PDB yang tinggi biasanya merupakan hal yang baik, tetapi permintaan agregat yang lebih rendah tidak selalu menunjukkan ekonomi yang lebih sehat, itu hanya berarti bahwa orang membayar lebih sedikit untuk barang dan jasa, sewa dan biaya hidup lainnya. Terkadang, permintaan agregat yang lebih rendah menunjukkan upah yang lebih rendah.

Hubungan terbalik dengan PDB bukan satu-satunya alasan model permintaan agregat melengkung ke bawah. Alasan lain adalah biaya uang, atau tingkat bunga. Permintaan agregat rendah dan PDB tinggi berarti uang “ciak” dengan suku bunga rendah. Konsumen harus mengeluarkan lebih sedikit uang untuk barang yang sama.

Inflasi adalah situasi yang berlawanan, dengan konsumen menghabiskan lebih banyak uang untuk barang yang sama. Perekonomian dengan masalah inflasi dapat ditemukan lebih jauh di atas kurva permintaan agregat. Mereka memiliki permintaan agregat yang tinggi dan PDB yang rendah.

Salah satu model permintaan agregat adalah pengeluaran agregat. Model ini menggunakan beberapa prinsip dasar permintaan agregat tetapi berfokus pada jumlah total yang dibelanjakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dikonsumsi, bukan jumlah yang dibelanjakan konsumen untuk barang dan jasa tersebut. Kurva dalam bagan ini berasal dari membandingkan investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan seperti yang dihitung dari kurva permintaan agregat awal.

Model pengeluaran agregat berbeda dari model permintaan agregat lainnya karena model tersebut tidak selalu membuat kurva jika dibandingkan dengan PDB. Seringkali, pengeluaran agregat menciptakan garis lurus jika dibandingkan dengan PDB. Ini karena pemodal mungkin mendasarkan investasi pada kesehatan yang dirasakan dari ekonomi saat ini, yang dapat ditentukan oleh angka PDB.

Investor dan pemilik bisnis terkadang menggunakan model pengeluaran agregat dan permintaan agregat untuk memutuskan kapan memulai proyek. Mereka juga mungkin menggunakannya untuk memprediksi berapa banyak modal yang akan dibelanjakan untuk proyek saat ini. Idealnya, pemilik dan investor ingin menciptakan produk saat produksi murah dan menjual produk saat harga lebih tinggi.