Apa yang Terlibat dalam Perencanaan dan Pengembangan Produk?

Perencanaan dan pengembangan produk melibatkan pembuatan proposal produk, laporan bukti konsep, dan studi uji pasar. Ketika sebuah ide dihasilkan, proposal produk harus dibuat yang membahas bagaimana hal itu akan menguntungkan bagi perusahaan dan mengidentifikasi risiko terkait. Jika produk ditemukan dalam lingkup kepentingan dan anggaran perusahaan, maka ditinjau lebih lanjut, berdasarkan pemasaran, produksi dan pertimbangan kompetitif. Setelah melewati tinjauan lebih lanjut, rencana untuk desain, produksi, dan keadaan khusus diselesaikan dan ditugaskan kepada seseorang yang dipilih untuk mengepalai proyek. Sebuah prototipe kemudian dibuat dan diuji dipasarkan untuk mengukur reaksi, perhatian, atau kepuasan pelanggan.

Proposal produk adalah langkah pertama dalam perencanaan dan pengembangan produk. Ketika sebuah ide layak dipertimbangkan oleh perusahaan, sebuah proposal memberi manajemen alasan mengapa produk ini akan menjadi kontribusi positif bagi penawarannya saat ini. Proposal tidak hanya membahas secara spesifik tentang ide produk, tetapi juga menguraikan risiko terkait dan perkiraan keuangan. Ini harus menyentuh area pemasaran, produksi dan persaingan untuk membahas apa yang akan dibutuhkan dan jika sumber daya atau peralatan tambahan akan diperlukan. Setelah proposal disetujui, manajemen akan menugaskan proyek kepada seseorang yang akan bertanggung jawab untuk itu melalui tahap perencanaan dan pengembangan.

Laporan proof-of-concept biasanya dikembangkan setelah proposal produk disetujui, dan dilanjutkan ke tahap pengembangan. Laporan ini memberikan rincian spesifikasi produk, persyaratan manufaktur, paten yang diperlukan, dan hasil pembuatan prototipe. Pada tahap ini, fitur produk telah diselesaikan, desain telah diteliti dan prototipe telah dikembangkan. Riset pasar juga harus dilakukan untuk memastikan produk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan serta memiliki positioning dan strategi pemasaran yang kuat. Jika tampaknya produk tersebut tidak akan memenuhi kebutuhan konsumen atau memberikan keuntungan bagi perusahaan atas persaingan yang ada, maka produk tersebut perlu dimodifikasi.

Biasanya, prototipe diuji dipasarkan pada tahap akhir perencanaan dan pengembangan produk, sebelum dirilis ke masyarakat umum. Tahap ini memungkinkan bisnis untuk membuat modifikasi akhir pada desain, fitur, atau kemasan produknya. Ini juga memungkinkannya untuk melihat bagaimana peringkatnya di antara para pesaingnya dan apakah strategi pemasarannya harus diubah. Pengembangan prototipe dan uji pemasaran harus diulang sampai perusahaan menerima tanggapan konsumen yang diinginkan sebelum beralih dari tahap perencanaan dan pengembangan produk ke produksi.