Apa itu Krim Arbutin?

Krim arbutin umumnya dijual sebagai krim pencerah dan pelembab kulit. Diyakini cara paling efisien untuk menghilangkan berbagai jenis perubahan warna kulit karena mampu mengurangi pigmentasi dengan menghambat melanin. Arbutin secara alami ditemukan dalam pir, beberapa gandum, dan daun berbagai semak buah; dengan demikian, jenis krim alami ini juga dianggap lebih lembut di kulit, dengan potensi efek samping yang lebih sedikit.

Arbutin adalah kedua jenis molekul yang disebut glikosida dan senyawa organik yang dikenal sebagai eter. Ini paling sering diekstraksi dari daun semak bearberry. Senyawa tersebut kemudian dikombinasikan dengan perawatan kulit lainnya seperti vitamin, pelembab, dan asam yang mengurangi jerawat akibat bakteri untuk membentuk krim arbutin. Produk topikal ini telah dijual secara komersial sejak tahun 1960-an.

Krim dikatakan mengurangi melanin, pigmen yang menentukan warna kulit dan rambut seseorang. Tingkat tinggi dari jenis melanin yang disebut eumelanin, misalnya, sering mengakibatkan warna kulit lebih gelap. Krim mungkin, oleh karena itu, dapat mengurangi bintik-bintik gelap. Bintik-bintik, yang merupakan titik-titik kecil melanin pekat, juga bisa memudar dengan penggunaan krim ini. Paparan sinar matahari sering meningkatkan produksi melanin, memberikan tampilan “kecokelatan”.

Banyak ahli kecantikan mengingatkan bahwa penggunaan krim arbutin membutuhkan kesabaran; mungkin perlu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk melihat hasilnya. Beberapa produk pencerah kulit yang menggunakan bahan kimia keras untuk hasil yang lebih cepat, seperti merkuri, terbukti cukup berbahaya dalam jangka panjang, karena dapat meningkatkan risiko kanker. Sementara arbutin diyakini aman untuk digunakan, tidak ada tes konklusif yang menunjukkan bahwa itu pasti aman. Satu tes oleh Institut Penelitian Makanan Jerman menunjukkan bahwa arbutin dapat berubah menjadi senyawa kimia hidrokuinon—risiko kanker usus dapat meningkat jika ini terjadi.

Mereka yang memiliki kulit sensitif mungkin memiliki reaksi terhadap aplikasi topikal seperti krim arbutin. Rekomendasi penggunaan produk ini biasanya adalah mengaplikasikannya secara merata pada pagi dan malam hari. Banyak krim, terutama yang berasal dari tumbuhan, dapat menyebabkan reaksi alergi; jika ini masalahnya, seseorang harus menghentikan penggunaan krim, dan orang tersebut mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter kulit.