Bahan Cat Kuku Mana yang Berbahaya?

Beberapa kelompok lingkungan telah secara aktif berkampanye untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang bahan cat kuku yang berpotensi berbahaya dalam beberapa tahun terakhir. Secara khusus, mereka telah menunjuk jari di dibutil ftalat (DBP), zat yang membuat cat kuku kering menjadi pernis halus. Meskipun DBP dilarang di Eropa, namun terkadang masih ditemukan di antara bahan cat kuku di AS Mengingat banyaknya bahan kimia lain yang digunakan untuk membuat cat kuku, namun DBP hanyalah salah satu dari daftar racun berbahaya yang terkadang ditemukan dalam produk kecantikan ini. .

Pelarut industri biasanya dimasukkan sebagai bahan cat kuku dan dapat menimbulkan ancaman bagi sistem saraf karena kebiasaan atau menghirup asapnya dalam waktu lama. Toluena, misalnya, adalah salah satu bahan yang meningkatkan perasaan mabuk saat dihirup. Ini juga telah dikaitkan dengan gangguan neurologis pada manusia dan gangguan perkembangan janin dalam penelitian pada hewan. Pelarut lain, metilen klorida, diklasifikasikan oleh Institut Nasional AS untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai karsinogen potensial. Ini juga meningkatkan risiko hipoksia pada orang dengan penyakit kardiovaskular, suatu kondisi yang menguras jaringan oksigen.

Banyak bahan cat kuku lainnya diketahui bersifat karsinogenik. Formaldehida, yang digunakan dalam pengeras hujan es tetapi biasanya tidak dalam cat kuku, telah terbukti menghasilkan kanker sel skuamosa hidung pada tikus dan ada insiden tinggi kanker otak pada manusia yang terpapar bahan kimia ini di tempat kerja, seperti ahli mayat dan ahli patologi. . Benzoil peroksida, lebih dikenal sebagai obat jerawat, adalah bahan kimia industri yang ditambahkan ke plastik yang dapat menyembuhkan sendiri. Ini juga merupakan bahan cat kuku umum yang telah dikaitkan dengan kanker kulit pada hewan.

Glikol eter juga menimbulkan bahaya kesehatan tertentu. Mereka telah terbukti mengurangi jumlah sperma dan meningkatkan tingkat keguguran pada hewan dan manusia pada konsentrasi paparan yang sangat rendah. Faktanya, toksisitas dari glikol eter dapat terjadi tanpa gejala mual atau pusing.

Terlepas dari jumlah bahan kimia yang berpotensi beracun dalam cat kuku, itu tidak berarti bahwa setiap orang harus berhenti memoles kuku mereka. Banyak produsen nama besar telah menghilangkan DBP, formaldehida, dan toluena dari formulasi cat kuku mereka dan beberapa perusahaan baru telah muncul untuk memproduksi cat kuku alami. Tentu saja, pemeriksaan yang cermat terhadap daftar bahan adalah ide yang baik sebelum membeli produk kuku apa pun. Selain itu, orang yang melakukan perawatan kuku di salon — atau melakukannya di rumah — harus memastikan bahwa ada ventilasi yang baik.