Kabut asap adalah polusi udara partikulat, ditandai dengan visibilitas rendah dan berbagai masalah kesehatan manusia. Ada beberapa jenis, termasuk asap vulkanik yang terbentuk secara alami, atau vog, dan upaya telah dilakukan di banyak bagian dunia untuk mengurangi jumlah kabut asap. Apa yang banyak orang tidak sadari adalah bahwa bagian yang paling berbahaya seringkali tidak terlihat, dan instrumen ilmiah khusus diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang polusi ini.
Istilah ini diciptakan pada tahun 1905, ketika Harold Antoine des Voeux ingin menemukan sebuah kata untuk menggambarkan kabut tebal yang unik di London. Dia menciptakan portmanteau dari “kabut” dan “asap” yang dengan cepat diambil oleh sejumlah surat kabar. Jenis yang dijelaskan des Voeux adalah kabut asap industri, yang disebabkan oleh pembakaran bahan-bahan seperti batu bara. London telah diganggu dengan polusi ini selama berabad-abad, dengan banyak pengunjung ke kota berkomentar tentang hal itu selama berabad-abad.
Jenis lainnya adalah kabut asap fotokimia, yang disebabkan oleh reaksi kimia antara oksigen, hidrokarbon, dan materi tertentu lainnya di atmosfer. Di bawah kondisi yang tepat, partikel-partikel ini teroksidasi, membentuk ozon dan dinitrogen oksida. Ini adalah jenis yang terkait dengan kota-kota seperti Los Angeles, yang disebabkan oleh hari-hari cerah dan banyak emisi kendaraan.
Kondisi meteorologi tertentu diperlukan untuk terbentuknya kabut asap. Cuaca yang tepat biasanya disertai dengan angin yang stagnan dan pembalikan udara di mana udara panas menekan udara yang lebih dingin di bawah, memusatkan polusi di dekat tanah. Visibilitas dapat dikaburkan, seperti halnya dengan jenis industri, atau mungkin tampak kabur, dalam kasus fotokimia. Jika dilihat dari kejauhan, konsentrasi kabut fotokimia mengambil warna oranye kecoklatan.
Banyak orang menderita selama kondisi berkabut, termasuk anak-anak dan orang tua. Orang dengan kondisi pernapasan juga mungkin mulai merasa tidak enak badan, karena polusi ini sangat keras di saluran udara. Selaput lendir mata dan hidung juga bisa teriritasi, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Selain itu, kabut asap berbahaya bagi tumbuhan dan hewan. Polusi terus-menerus dapat merusak tanaman dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang untuk hewan peliharaan dan hewan ternak. Akhirnya, dapat menjadi korosif, merusak bangunan dan kendaraan. Kabut asap industri sangat terkenal karena hal ini, dan beberapa situs bersejarah utama di seluruh dunia, seperti Parthenon, berisiko mengalami korosi.