Keluarga cacing tanah mencakup beberapa spesies invertebrata yang berbeda yang hidup di sebagian besar dunia. Hewan-hewan ini dapat bervariasi secara signifikan dalam hal ukuran, dengan beberapa yang sekecil setengah inci (sekitar satu sentimeter) dan yang lain lebih dari 20 kaki (sekitar 6 meter). Mereka umumnya berwarna kecoklatan, dan mereka memiliki tubuh tersegmentasi, yang berkontraksi dan rileks untuk menghasilkan penggerak sederhana. Hewan dalam keluarga cacing tanah diketahui memakan nutrisi yang tersisa dari bahan tanaman yang membusuk di tanah, dan sebagian besar ilmuwan menganggapnya sangat penting bagi ekosistem. Cacing tanah umumnya buta dan tuli, tetapi kulit mereka ditutupi sel yang memungkinkan mereka merasakan tanah dan mendeteksi cahaya.
Semua cacing tanah umumnya memiliki alat reproduksi dari kedua jenis kelamin. Ini berarti bahwa mereka dapat menghasilkan sperma dan telur, dan ketika mereka kawin, kedua cacing menghasilkan keturunan yang terpisah. Proses kawin cacing tanah umumnya melibatkan cacing yang saling berhimpitan dan mengeluarkan lendir yang memungkinkan masing-masing cacing menyerap sperma yang lain. Setelah itu, cacing umumnya menggunakan sperma untuk membuahi sel telur di dalam tubuhnya. Telur-telur ini dilepaskan di dalam cincin lendir yang terbentuk di bagian luar tubuh setiap cacing dan akhirnya jatuh ke tanah, di mana mereka menjadi selubung pelindung.
Hewan dalam keluarga cacing tanah terus-menerus menggali tanah dan memakan tanah saat mereka pergi. Ini umumnya meninggalkan serangkaian terowongan seperti spons, yang berpotensi membuat air lebih mudah turun ke akar tanaman. Itu juga membuat tanah tercampur, yang dapat bermanfaat bagi kehidupan tanaman. Kotoran yang dihasilkan saat cacing makan dianggap sebagai pupuk yang baik, dan karena alasan ini, banyak petani dengan sengaja membudidayakan populasi cacing tanah yang kuat di lahan mereka. Ada juga orang yang membudidayakan cacing tanah hanya untuk mengumpulkan kotorannya dan menjualnya sebagai pupuk.
Yang dibutuhkan cacing tanah untuk bertahan hidup adalah tanah yang lembab dan suhu yang hangat. Mereka berdarah dingin, sehingga mereka tidak dapat bertahan hidup di daerah yang suhunya terlalu tinggi. Mereka juga umumnya membutuhkan sejumlah kelembaban, dan jika terlalu kering, mereka akan mati. Hewan dalam keluarga cacing tanah juga memiliki musuh alami yang cukup banyak. Misalnya, beberapa spesies burung memakan cacing tanah sebagai sumber makanan utama mereka, dan burung-burung ini sering memiliki adopsi khusus dalam penglihatan mereka yang memungkinkan mereka mendeteksi pergerakan cacing tanah di bawah permukaan.