Apa itu Beruang Kutub?

Beruang kutub adalah anggota spesies beruang unik yang secara khusus menyesuaikan diri dengan lingkungan Kutub Utara. Beruang kutub dapat ditemukan di seluruh Kutub Utara, yang diyakini para ilmuwan sebagai setidaknya 19 subpopulasi yang berbeda. Hewan berukuran besar ini dianggap cukup cantik dan agung oleh banyak orang, dan di beberapa daerah telah dijadikan simbol budaya Arktik dan Arktik. Beruang kutub juga merupakan hewan yang menjadi perhatian dan minat khusus para ilmuwan, karena populasi beruang kutub sangat rentan terhadap hal-hal seperti perubahan iklim dan gangguan manusia.

Nama resmi beruang kutub adalah Ursus maritimus. Beruang ini adalah salah satu predator terbesar di dunia, mencapai berat hingga 1,300 pon (600 kilogram), dengan tubuh ramping yang dirancang untuk berburu sangat efisien. Beruang kutub telah mengadaptasi sejumlah fitur untuk lingkungan Arktik, termasuk lapisan lemak penyekat yang tebal, rambut tembus pandang berongga yang membantu menjebak udara hangat di samping kulit, dan telinga serta ekor kecil untuk meminimalkan kehilangan panas. Mereka juga memiliki kaki yang besar, yang membantu mendistribusikan berat badan mereka secara merata di atas es dan salju yang tipis.

Fitur yang membedakan beruang kutub bagi banyak orang adalah mantel putih klasik yang dimiliki hewan setelah berganti kulit. Faktanya, rambut beruang kutub tidak berwarna putih, seperti yang telah dibahas di atas; rambut hanya membiaskan cahaya dengan cara yang membuatnya tampak putih. Beruang kutub juga bisa menguning seiring bertambahnya usia dan menjadi ternoda, dan di penangkaran, beruang kutub bisa berubah menjadi hijau, karena ganggang menjajah rambut berongga mereka.

Kebanyakan beruang kutub memakan makanan anjing laut, walrus, burung, dan terkadang juga rumput laut dan ikan. Hewan-hewan tersebut telah mengadaptasi kaki berotot untuk membunuh mangsanya dengan satu pukulan, bersama dengan seperangkat gigi yang besar dan kuat untuk konsumsi yang efisien. Beruang kutub hidup selama sekitar 20 tahun di alam liar, dan ahli biologi memperkirakan bahwa ada sekitar 20,000 hingga 25,000 beruang kutub yang berkeliaran di Kutub Utara saat ini.

Hewan-hewan ini dianggap terancam, dan di beberapa daerah terdaftar sebagai spesies yang terancam punah. Beruang kutub telah mengalami tekanan habitat sebagai akibat dari menyusutnya lapisan es, dikombinasikan dengan perluasan populasi manusia di Kutub Utara. Beberapa beruang kutub kelaparan karena tidak dapat menemukan makanan, sementara yang lain ditembak karena mengganggu komunitas manusia. Keadaan yang tidak menguntungkan ini telah menyebabkan beberapa ahli biologi mengungkapkan kekhawatiran atas nasib beruang kutub, menunjukkan bahwa hewan tersebut dapat menghilang di alam liar pada pertengahan abad ke-21.