Apa itu Lalat Tsetse?

Lalat Tsetse adalah lalat penghisap darah dalam genus Glossina. Penduduk asli Afrika ini mungkin paling terkenal dengan trypanosoma yang mereka bawa; patogen ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, terutama penyakit tidur, penyakit yang ditandai dengan kelesuan yang ekstrem, menyebabkan koma dan kematian jika tidak diobati. Lalat Tsetse juga memiliki beberapa ciri biologis menarik yang menjadikannya topik studi bagi orang-orang di komunitas ilmiah.

Lalat tsetse khas memiliki tubuh kuning hingga coklat, tergantung pada spesiesnya, dan umumnya lebih besar dari lalat rumah. Saat istirahat, lalat tsetse melipat sayapnya satu sama lain, ciri khas yang membuatnya sangat mudah dikenali. Lalat juga memiliki belalai yang sangat panjang, yang digunakan untuk menghisap darah dari mangsanya. Fitur lain dari lalat tsetse, seperti antena berbulu mereka, sedikit lebih sulit untuk diidentifikasi di lapangan.

Tahapan kehidupan lalat tsetse cukup menarik. Betina benar-benar mengerami larva di dalam diri mereka sendiri sampai mereka mencapai tahap instar ketiga, di mana mereka meledak dan menjadi kepompong di bawah tanah, berkembang menjadi lalat tsetse dewasa dalam hitungan jam. Sementara betina mengerami anak-anaknya, mereka memberi mereka makan dengan sekresi seperti susu yang mungkin berasal dari makanan kaya darah mereka.

Lalat ini terkenal suka memakan darah hewan lain tanpa pandang bulu. Banyak lalat tsetse sebenarnya menyukai reptil, meskipun mereka juga sangat senang meminum darah mamalia. Dalam semua kasus, lalat dapat menularkan berbagai macam penyakit melalui darahnya; tripanosom parasit yang menyebabkan penyakit tidur sebenarnya dapat hidup di dalam tubuh lalat tsetse. Pada hewan, penyakit tidur dikenal sebagai nagana; versi manusia dan hewan dapat diobati dengan obat-obatan.

Sebagai aturan umum, lalat tsetse menyukai daerah dengan kelembaban tinggi dengan vegetasi yang lebat. Di beberapa bagian Afrika di mana lalat tsetse endemik, banyak orang telah menyesuaikan gaya hidup mereka untuk menghindari lalat. Misalnya, petani mungkin bertahan di dataran tinggi yang lebih dingin dan lebih kering untuk mengurangi risiko paparan, dan ternak juga digembalakan di tempat yang lebih tinggi. Wisatawan di daerah dengan populasi lalat tsetse biasanya disarankan oleh pemerintah daerah untuk mengambil tindakan pencegahan seperti tidur di bawah kelambu serangga.

Kebetulan, tsetse berarti “terbang” dalam bahasa Tswana, bahasa Afrika. Akibatnya “lalat tsetse” adalah pernyataan yang sedikit berlebihan, dan beberapa ahli biologi lebih memilih untuk mengabaikan “lalat” sama sekali ketika membahas tsetse.