Macan dahan bukanlah macan tutul sejati, meskipun terkait dengan macan tutul, serta harimau, singa, dan macan kumbang. Ini memiliki tanda yang mirip dengan macan tutul, tetapi jauh lebih kecil. Macan dahan hanya menghuni Kalimantan, Sumatra, dan beberapa negara di Asia Tenggara. Sedikit yang diketahui tentang perilaku macan dahan di alam liar, tetapi para peneliti telah mempelajari macan dahan di penangkaran selama beberapa waktu. Fisiologi macan dahan telah berkembang untuk memungkinkan keterampilan khusus memanjat pohon.
Biasanya macan dahan berwarna coklat atau abu-abu hidup di daerah dataran rendah dan pegunungan di Asia selatan. Mereka mendiami daerah berhutan kering, hutan hujan tropis, dan kaki bukit Himalaya. Macan dahan dapat ditemukan di Kalimantan, Thailand, Cina, dan Nepal.
Pola bintik seperti awan macan dahan yang menyebar memberi nama kucing liar ini. Macan dahan jantan memiliki berat hingga 50 pon (23 kg), sedangkan betina lebih dekat dengan 35 pon (16 kg). Kucing-kucing ini memiliki tubuh dan ekor berukuran sama, masing-masing panjangnya sekitar 3 kaki (9 m). Macan dahan memiliki gigi taring yang sangat panjang, proporsional lebih panjang dari karnivora modern lainnya. Karena struktur tengkorak macan dahan yang tidak biasa, beberapa peneliti berteori bahwa macan dahan mungkin memiliki ikatan genetik dengan harimau bertaring tajam.
Selain struktur tengkorak yang unik, macan dahan memiliki beberapa perbedaan fisik dengan kucing besar lainnya. Sendi pergelangan kakinya yang sangat jelas, kaki yang pendek dan kokoh, dan cakar yang lebar memungkinkan kucing arboreal ini memanjat pohon lebih baik daripada kucing lainnya. Macan dahan dapat turun dari pohon terlebih dahulu dan bahkan berjalan atau berpegangan terbalik dari dahan pohon. Pakar satwa liar awalnya mengira macan dahan menggunakan keterampilan ini untuk berburu di pohon, tetapi sekarang umumnya setuju bahwa sebagian besar perburuan dilakukan di tanah. Macan dahan biasanya tidur atau beristirahat di pohon pada siang hari.
Sedikit yang diketahui tentang perilaku kawin macan dahan di alam liar, karena mereka menyendiri dan tertutup di habitat hutan mereka. Studi tentang captive mendung menunjukkan bahwa spesies ini biasanya matang secara seksual pada usia 2 tahun. Upaya untuk membiakkan macan dahan menemui hasil yang beragam, karena jenis kelaminnya cenderung berkelahi, sering kali berakhir dengan kematian betina. Ketika pembiakan berhasil, betina memiliki hingga lima anak setelah masa kehamilan tiga bulan. Anak-anaknya tetap bersama ibu mereka sampai usia 10 bulan.
Meskipun tidak ada jumlah populasi yang akurat, para ahli satwa liar umumnya percaya bahwa macan dahan terancam punah. Hilangnya habitat secara ekstensif dan perburuan liar untuk mendapatkan kulit macan dahan diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi liar yang signifikan.